Penulis: Dr. Abidin, S.T., M.Si. -- Dosen Universitas Buddhi Dharma; Ketua Umum Yayasan Bina Insan Madinah Catalina; Ketua PCM Pagedangan, Tangerang
PEMERINTAH Republik Indonesia (RI) telah menetapkan bahwa tanggal 22 Desember adalah Hari Ibu yang diperingati secara nasional. Penetapan Hari Ibu ini diputuskan oleh Presiden RI pertama yakni Ir. Soekarno berdasarkan Dekrit Presiden nomor 316 tahun 1959.
Tujuan ditetapkannya Hari Ibu adalah untuk menghargai jasa para Ibu secara keseluruhan di Indonesia. Selain itu, Hari Ibu juga dimaksudkan untuk memperingati kembali hari kebangkitan dan persatuan perjuangan kaum perempuan semasa kemerdekaan.
Pada 22 Desember 2024 yang akan datang, Hari Ibu diperingati untuk yang ke-96 kali. Peringatan ini kembali mengingatkan kita semua akan kiprah para perempuan dalam pembangunan nasional baik sebelum maupun sesudah kemerdekaan RI.
Dalam pandangan Islam, ibu memiliki kedudukan yang sangat tinggi dan mulia. Kehadirannya sebagai sosok yang melahirkan, merawat, dan mendidik anak-anak menjadikan ibu sebagai pilar utama keluarga.
Allah Ta’ala dan Baginda Rasulullah SAW memberikan perhatian khusus kepada peran dan jasa seorang ibu dalam kehidupan setiap manusia. Kemuliaan seorang ibu diakui tidak hanya dari sisi biologis, tetapi juga dari sisi spiritual dan sosial.
Kemuliaan seorang Ibu dalam ajaran Islam, dapat kita lihat dalam firman Allah Ta’ala yang menekankan pentingnya menghormati kedua orang tua, terutama ibu, dalam berbagai ayat Al-Qur'an. Salah satu ayat yang paling terkenal terkait dengan ibu adalah:
"Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada-Kulah kembalimu." (QS. Luqman [31]: 14).
Ayat di atas menjelaskan tentang perjuangan seorang ibu yang mengandung dan melahirkan anaknya dengan penuh pengorbanan. Di awali dengan proses kehamilan selama sembilan bulan, merupakan perjalanan panjang seorang ibu dalam yang keadaan lemah dan bertambah lemah.
Puncaknya adalah proses melahirkan, yang bagi seorang ibu melahirkan merupakan perjuangan antara hidup dan mati. Demi kelahiran si buah hati, ibu rela merasakan dan menahan sakit yang luar biasa.
Dr. Abidin, S.T., M.Si. (Foto : iNewsSerpong)
Editor : Syahrir Rasyid