get app
inews
Aa Text
Read Next : Skema Baru untuk Insentif Motor Listrik, Pemerintah Masih Godok Detailnya

Harga Mobil Hybrid Lebih Mahal dari Kendaraan Listrik, Ternyata Ini Penyebabnya

Kamis, 27 Februari 2025 | 05:05 WIB
header img
Banyak yang bertanya mengapa harga mobil hybrid (HEV) masih tinggi? Bahkan ada yang lebih mahal dari kendaraan listrik baterai (BEV). (Foto: Ist)

JAKARTA, iNewsSerpong.id -- Mengapa harga mobil hybrid tetap tinggi, dan beberapa bahkan lebih mahal daripada kendaraan listrik baterai (Battery Electric Vehicle/BEV). Padahal, Teknologi hybrid (Hybrid Electric Vehicle/HEV) yang disematkan pada kendaraan sebenarnya bukanlah hal baru.

Sebagai contoh, harga Toyota Corolla Cross Hybrid 2025 berkisar antara Rp568,2 juta hingga Rp642,9 juta. Sementara itu, harga mobil listrik BYD Atto 3 berkisar antara Rp470 juta hingga Rp520 juta. Padahal, kedua kendaraan tersebut adalah SUV 5-seater dengan dimensi yang hampir sama.

Untuk menekan harga mobil hybrid, pemerintah Indonesia memberikan insentif berupa diskon Pajak Penjualan atas Barang Mewah Ditanggung Pemerintah (PPnBM DTP) sebesar 3 persen. Diharapkan, insentif ini dapat membuat harga mobil hybrid semakin terjangkau.

Mobil Bermesin Konvensional

Public Relations Manager PT Toyota Astra Motor (TAM), Philardi Ogi, menjelaskan alasan di balik tingginya harga mobil hybrid. Menurutnya, hal ini disebabkan oleh teknologi yang berbeda dari mobil bermesin konvensional.

“Ada elemen baterai dan sistem kelistrikan. Jika dibandingkan dengan mesin pembakaran internal (ICE), tentu saja hal ini akan menambah harga jual. Teknologinya sudah lama ada, tapi jika diperbandingkan dengan elemen yang terdapat pada mobil ICE, harganya pasti berbeda,” ujar Ogi di IIMS 2025, JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, baru-baru ini.

Dia juga menjelaskan bahwa komposisi mobil hybrid di pasar masih cukup kecil dibandingkan mobil konvensional. Meski teknologi ini sudah ada sejak lama, masih banyak yang beranggapan bahwa biaya operasionalnya cukup tinggi.

“Jika dilihat dari komposisi pasar, pengguna hybrid baru mencapai 7 persen, masih kecil. Namun, jika komposisinya meningkat menjadi 20 persen, skala ekonomi akan menurun karena teknologi akan semakin massal,” katanya.

Ogi menambahkan bahwa teknologi hybrid mulai diperkenalkan pada mobil di segmen menengah. Dia tidak menutup kemungkinan bahwa teknologi ini bisa diterapkan di segmen yang lebih rendah di masa depan.

“Kami masih mengembangkan dan mempelajarinya. Seperti Avanza, produk tersebut muncul dari kebutuhan masyarakat,” ujarnya. (*)

 

 

 

Editor : Syahrir Rasyid

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut