HIKMAH JUMAT : Ramadhan Jalan Menuju Kemuliaan

Penulis : Dr. Abidin, S.T., M.Si. -- Dosen Universitas Buddhi Dharma; Ketua Umum Yayasan Bina Insan Madinah Catalina; Ketua PCM Pagedangan, Tangerang
SEPEKAN SUDAH hari-hari di bulan Ramadhan 1446 H kita lalui bersama. Ibarat perjalanan, maka tubuh kita pun kini sudah terbiasa menjalani hari demi hari dengan menahan lapar dan dahaga.
Tidak hanya itu, berbagai rangkaian ibadah pun berhasil kita lakukan. Tadarus, tarawih, infak, sedekah, dan menghadiri kajian, menjadi aktivitas rutin harian yang kita lakukan selama sepekan di bulan Ramadhan ini.
Ya, Ramadhan memang bulan pendidikan dan latihan (syahrut tarbiyah). Pendidikan dan latihan tahunan yang Allah Ta’ala sengaja hadirkan bagi hamba-hamba-Nya agar dapat meraih derajat takwa. Sebagaimana firman Allah Ta’ala yang artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al-Baqarah [2]: 183)
Takwa adalah ukuran kemuliaan seseorang. Dengan kata lain, diwajibkannya puasa Ramadhan adalah dalam rangka menjadikan seorang manusia mulia di hadapan Allah Ta’ala.
Hal ini didasarkan kepada firman Allah Ta’ala dalam Al-Qur’an surat Al-Hujurat [49] ayat ke-13 yang artinya:
“Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh Allah Maha Mengetahui, Maha Teliti.”
Berdasarkan kedua ayat di atas, maka sejatinya untuk menjadi orang yang mulia tidak memerlukan biaya milyaran, tidak perlu pasang iklan menggunakan baliho di pinggir jalan-jalan strategis, tidak perlu spanduk dan poster, tidak perlu juga pasang iklan di media televisi, radio, atau media sosial.
Editor : Syahrir Rasyid