Anda bertanya, dokter Menjawab. (Foto : iNewsSerpong)
TANYA JAWAB
Bagaimana aturan pakai morfin pada anak-anak?
Berapa kali sehari minum obat ditentukan oleh apa yang disebut waktu paruh. Secara sederhana, waktu paruh adalah waktu di mana efek obat itu sudah habis.
Waktu paruh morfin adalah 4 jam. Artinya, efek morfin itu akan habis dalam 4 jam. Itu mengapa morfin diberikan setiap 4 jam. Jadi 6 kali sehari. Supaya tidak lupa, ada baiknya orang tua memasang alarm pada jam atau telepon genggamnya.
Kesulitan pemberian morfin pada anak apabila obat ini harus diberikan misalnya pada jam 2 pagi dini hari. Bisa karena anak susah dibangunkan atau orangtuanya yang ketiduran.
Tidak perlu panik, pada saat minum berikutnya jam 6 pagi, pastikan anak mendapat dua dosis (dosis jam 2 dan 6 pagi). Tujuannya agar konsentrasi morfin stabil dan anak terbebas dari nyeri.
Jika setelah obat diminum ternyata nyeri belum teratasi, orang tua dapat memberikan obat dengan dosis yang sama setelah 30 menit pemberian dan sebelum 4 jam dosis berikutnya. Ini yang disebut sebagai dosis renjatan.
Dosis renjatan dapat diberikan kapan saja sesuai dengan keadaan nyerinya, namun jangan lupa dicatat berapa kali dosis renjatan itu diberikan dalam satu hari. Informasi ini berguna untuk menaikkan dosis pada keesokan harinya.
Jadi, sebelum pemberian dosis hari berikutnya, semua dosis yang diberikan 24 jam sebelumnya dijumlahkan (dosis yang didapat ditambah dosis renjatan) dan dibagi enam. Hasilnya itulah yang menjadi dosis hari berikutnya.
Di hari berikutnya, lakukan hal yang sama untuk menghitung berapa jumlah dosis renjatan yang diberikan untuk menaikkan dosis pada hari berikutnya lagi.
Setelah 5 hari tidak ada nyeri lagi, pemberian morfin yang tiap 4 jam dapat diganti. (Foto : Orami)
Jika dalam satu hari sudah tidak ada dosis renjatan lagi, artinya dosis yang terakhir tersebut adalah dosis yang sudah tepat untuk mengatasi nyerinya. Pertahankan selama 5 hari.
Jika setelah 5 hari tidak ada nyeri lagi, morfin yang pemberiannya tiap 4 jam dapat diganti dengan yang pemberian tiap 12 jam atau 3x24 jam. Morfin itu ada yang short, intermediate, dan long acting.
Morfin yang pemberiannya tiap 4 jam adalah yang termasuk short acting. Intermediate acting adalah yang pemberiannya per 12 jam dan long acting yang pemberiannya per 3x24 jam (bentuknya patch).
Mengganti morfin yang short acting dengan yang intermediate atau long acting dapat membuat anak lebih nyaman karena cukup minum obat 2 kali dalam sehari atau diganti tiap 3 hari sekali.
Dalam pemberian morfin, perlu diketahui juga kapan morfin itu mulai bekerja. Morfin yang short dan intermediate acting mulai bekerja 30 menit sejak obat diberikan.
Sementara yang long acting baru bekerja setelah 12 jam ditempel. Hal ini penting untuk menilai apakah obat sudah bekerja atau belum, kapan menambah dosis renjatan, kapan harus menempelkan morfin patch berikutnya.
Khusus buat morfin patch yang dapat diganti tiap 3 hari sekali, yaitu patch berikutnya ditempelkan 12 jam sebelum patch yang sebelumnya habis efeknya.
Jadi misalnya patch pertama habis efeknya pada hari ketiga jam 12 malam, maka patch berikutnya dapat ditempelkan 12 jam sebelumnya, yaitu jam 12 siang.
Cara ini membuat konsentrasi morfin dalam darah tetap stabil karena pada saat patch pertama efeknya sudah habis, patch yang kedua sudah mulai bekerja.
Dalam pemberian morfin, perlu diketahui juga tentang kapan morfin itu mulai bekerja. (Foto : unair.ac.id)
Bila nyeri teratasi dan morfin diberikan kurang dari 7 hari, obat dapat langsung dihentikan. Seandainya morfin diberikan lebih dari 7 hari, jika hendak menghentikannya, harus bertahap sepertiga dosis per tiga hari.
Perlu dicatat juga, morfin adalah salah satu bentuk opioid. Masih ada jenis opioid lainnya selain morfin. Jika mau mengganti morfin dengan jenis opioid yang lainnya, dosisnya harus dikonversi dulu.(*)
Editor : Syahrir Rasyid