JAKARTA, iNewsSerpong.id – Bursa saham di kawasan Asia Timur terpantau mengalami koreksi cukup dalam pada perdagangan Jumat (25/3/2022).
Indeks MSCI yang mengukur kinerja saham Asia Pasifik di luar Jepang sideways dengan penguatan tipis.
Berdasarkan data Investing hingga pukul 10:19 WIB, KOSPI Korea Selatan (KS11) tertekan -0,05% di 2.728,31, Hang Seng Hong Kong (HSI) turun -1,15% di 21.694,50, dan Nikkei 225 Jepang (N225) melemah -0,43% di 27.989.
Shanghai Composite China (SSEC) terpuruk -0,18% di 3.244,28, Taiwan Weighted (TWII) anjlok -0,22% di 17.659,62. Adapun Straits Times Singapura tumbuh 0,52% di 3.417,17, dan Australia ASX 200 (AXJO) menguat 0,33% di 7.411,60, sementara Indonesia Composite Index / IHSG turun -0,68% di 7.002,02.
Pasar ekuitas di Asia terus mencermati dampak dari sikap hawkish Federal Reserve, perubahan ekonomi di China, serta peperangan di Ukraina yang menyebabkan lonjakan harga komoditas.
“Di Asia kami melihat bursa sedikit stabil minggu ini menyusul pernyataan dari wakil perdana menteri China (terkait pelonggaran mobilitas). Ini mungkin masih terbatas," kata Ekonom senior Asia di UBP, Carlos Casanova, dilansir Reuters, Jumat (25/3/2022).
Pekan lalu, Wakil Perdana Menteri China Liu He mengatakan Beijing akan meluncurkan dukungan untuk pemulihan ekonomi China. Pernyataan ini membuat bursa di dataran China dan Hong Kong menguat.
Selain Beijing, investor juga mengamati langkah Bank of Japan yang diasumsikan bakal melakukan intervensi untuk membeli obligasi pemerintah Jepang (JGB) karena target yield berada di bawah tekanan.
Dari Amerika Serikat, Presiden Fed wilayah Chicago Charles Evans mengatakan pada Kamis (24/3) bahwa Fed perlu kembali menaikkan suku bunga "secara tepat waktu" pada tahun ini hingga 2023 untuk mengekang inflasi yang tinggi.
Sementara itu perkembangan perang di Ukraina menemui babak baru, setelah Presiden AS Joe Biden menggelar pertemuan di markas Pakta Pertahanan Atlantik Utara atau NATO.
Biden menyatakan akan meningkatkan pertahanan kolektif NATO di sisi timur, menyusul bantuan yang telah diberikan ke Ukraina sebelumnya.
"AS akan terus mendukung Ukraina dan pemerintahannya dengan jumlah bantuan keamanan yang signifikan, dan meningkat, untuk memerangi agresi Rusia dan menegakkan hak mereka untuk membela diri," kata Biden. (*)
Editor : A.R Bacho