2. Irwan Mussry
Irwan Mussry merupakan orang terkaya Indonesia sekaligus suami dari musisi Maia Estianty yang memutuskan untuk menjadi mualaf.
Dia lahir dari keluarga Yahudi. Kemduian melalui masa kecilnya hingga lulus SMP di Surabaya.
Setelah itu, dia melanjutkan pendidikan ke Los Angeles, Amerika Serikat.
Awalnya, Irwan hanya ingin pindah negara saja tanpa terpikir untuk melanjutkan kuliah di sana.
Dia juga pernah menjadi pembersih jendela gedung. Sampai suatu saat, dia diangkat menjadi manajer di suatu perusahaan di sana.
Pada 1987, Irwan memutuskan kembali ke Indonesia untuk merintis bisnis jam tangannya.
Saat ini, Irwan telah menjabat sebagai Presiden Direktur dan CEO Timerindo Perkasa International (Time International), perusahaan yang memegang hak retail dari 40 merek jam tangan eksklusif dunia dan produk gaya hidup kelas atas seperti Gucci, Rolex, Chanel, dan lainnya.
3. Jusuf Hamka
Jusuf Hamka adalah orang terkaya Indonesia yang menjadi mualaf.
Pria yang akrab disapa Baba Alun ini adalah salah satu bos perusahaan jalan tol PT Citra Marga Nusaphala Persada.
Dia dikenal dengan sifat yang dermawan dan senang membantu orang lain tanpa peduli latar belakang.
Karena sifat rendah hatinya ini membuat masyarakat semakin kagum dengan pengusaha berdarah Tionghoa ini.
Adapun Jusuf Hamka memiliki cita-cita untuk membangun 1.000 masjid, salah satu yang telah berhasil adalah Masjid Baba Alun yang berada di bawah kolong tol Ir Wiyoto Wiyono.
Di mana, masjid bangunan khas Tionghoa itu menyediakan balai masyarakat yang boleh ditempati masyarakat tanpa hunian.
Lalu, Jusuf Hamka juga membuka Warung Nasi Kuning Podjok Halal yang seporsi nasinya hanya Rp3.000 dan bisa mengambil sepuasnya. Tidak jarang, ia juga memberikan makanan secara gratis bagi masyarakat kurang mampu.
Di tahun 2020, Jusuf Hamka membuka warung sembako dengan harga murah untuk masyarakat yang terdampak pandemi covid-19.
Pembeli hanya harus membayar Rp5.000 untuk satu paket sembako yang terdiri dari beras, mi instan, kornet, dan teh.
Ada satu prinsip yang dipegang teguh olehnya, "Jangan pernah merasa jadi miskin saat membantu orang lain."
Editor : Syahrir Rasyid