get app
inews
Aa Text
Read Next : HIKMAH JUMAT : We Are The Champions

HIKMAH JUMAT : Mengenal Lebih Dekat Baginda Rasulullah SAW

Jum'at, 19 September 2025 | 05:02 WIB
header img
Segala perilaku Baginda Rasulullah Muhammad SAW merupakan implementasi nyata dari ajaran Al-Qur’an. (Foto: Ist)

Penulis : Dr. Abidin, S.T., M.Si. -- Dosen Universitas Buddhi Dharma; Ketua Umum Yayasan Bina Insan Madinah Catalina; Ketua PCM Pagedangan, Tangerang

TAK TERASA, bulan dimana lahirnya Baginda Rasulullah SAW akan segera berakhir. Hari ini adalah Jum’at terakhir di bulan Rabiul Awal 1447 H. Oleh karena itu, di penghujung bulan ini, mari kita kembali menguatkan tekad untuk mengenal lebih dekat Baginda Rasulullah SAW.

Baginda Rasulullah Muhammad SAW diutus oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala bukan hanya sebagai pembawa risalah agama, tetapi juga teladan utama dalam perilaku dan akhlak. Akhlak beliau merupakan cerminan sempurna dari ajaran Al-Qur’an.

Oleh karena itu, Baginda Rasulullah SAW menjadi panutan bagi seluruh umat manusia sepanjang zaman. Allah Subhanahu wa Ta’ala menegaskan dalam Al-Qur’an: “Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar berada di atas budi pekerti yang agung.” (QS. Al-Qalam [68]: 4)

Ayat ini menunjukkan pengakuan langsung dari Allah bahwa akhlak Baginda Rasulullah SAW adalah akhlak yang paling mulia, dan menjadi standar moral bagi umat Islam. Ibunda Siti Aisyah RA ketika ditanya tentang akhlak Rasulullah SAW menjawab: “Akhlak beliau adalah Al-Qur’an.” (HR. Muslim)

Hal ini bermakna bahwa segala perilaku Nabi SAW merupakan implementasi nyata dari ajaran Al-Qur’an. Jika dalam Al-Qur’an ada perintah sabar, maka beliau adalah teladan kesabaran. Jika Al-Qur’an menyeru untuk memaafkan, maka beliau adalah orang yang paling pemaaf.

Sebagai sebuah contoh, bagaimana dahsyatnya akhlak Baginda Rasulullah SAW adalah akhlak beliau terhadap seorang wanita buta yang beragama Yahudi. Saat itu, di Madinah, ada seorang wanita Yahudi buta yang selalu mencela dan menghina Baginda Rasulullah SAW.

Namun beliau tetap mendatanginya setiap hari, menyuapi makanan dengan penuh kelembutan tanpa pernah memperkenalkan diri. Setelah Rasulullah wafat, Abu Bakar RA mencoba melanjutkan kebiasaan itu.

Namun wanita tersebut berkata, “Siapakah engkau? Orang yang biasa datang padaku bukanlah engkau. Dia menyuapiku dengan penuh kelembutan, tidak seperti engkau.” Dari situlah Abu Bakar menangis, menyadari bahwa orang yang dimaksud adalah Baginda Rasulullah SAW.

Kisah ini menunjukkan betapa besar kasih sayang beliau, bahkan terhadap orang yang membenci beliau. Beliau membalas keburukan, cacian, celaan, dan hinaan dengan terus berbuat baik kepada pelakunya. Sungguh akhlak yang luar biasa, yang sangat jarang kita jumpai di era sekarang.


Dr. Abidin, S.T., M.Si. (Foto : iNewsSerpong)
 

Begitulah Baginda Rasulullah SAW, akhlaknya begitu mulia dan agung. Kemuliaan akhlak Baginda Rasulullah SAW dalam kehidupan sehari-hari patut menjadi teladan bagi siapa saja di antara kita yang benar-benar mencintai Baginda Rasulullah SAW.

Kesabaran dan Keteguhan

Rasulullah SAW menghadapi berbagai ujian, mulai dari penolakan kaumnya, cercaan, hingga ancaman pembunuhan. Namun beliau tetap sabar dan tidak pernah membalas dengan keburukan. Kesabaran beliau adalah teladan nyata bagaimana seorang muslim harus menghadapi cobaan.

Dalam peristiwa Thaif, ketika beliau dihina dan dilempari batu hingga berdarah, malaikat Jibril datang menawarkan untuk membinasakan penduduk Thaif. Namun, Baginda Rasulullah SAW berkata dengan penuh kasih:

Aku berharap semoga Allah mengeluarkan dari keturunan mereka orang-orang yang menyembah Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Pemaaf dan Lemah Lembut

Salah satu akhlak Rasulullah SAW yang paling menonjol adalah sifat pemaaf. Allah SWT berfirman:“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah engkau berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.” (QS. Ali Imran [3]: 159)

Kisah nyata terjadi ketika Fathu Makkah, Nabi SAW masuk ke kota Makkah dengan penuh kemenangan setelah bertahun-tahun diusir. Namun beliau tidak membalas dendam, justru beliau berkata kepada kaum Quraisy:“Pergilah, kalian semua bebas.” (HR. Al-Baihaqi)

Hal ini menunjukkan keluasan hati Baginda Rasulullah SAW yang tidak pernah menyimpan dendam meskipun beliau disakiti. Hatinya bersih, dari noda-noda yang ditimbulkan oleh penyakit hati.

Kejujuran dan Amanah

Sebelum diangkat menjadi nabi, Baginda Rasulullah SAW sudah dikenal dengan gelar Al-Amin (yang terpercaya). Kaum Quraisy mempercayakan barang-barang berharga mereka kepada beliau. Baginda Rasulullah SAW adalah orang yang paling menjaga amanah dan kejujuran, sehingga menjadi teladan utama.

Bahkan ketika beliau hijrah ke Madinah, beliau masih menitipkan amanat orang-orang Quraisy kepada Ali bin Abi Thalib untuk dikembalikan kepada pemiliknya. Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan:“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya.” (QS. An-Nisa [4]: 58)


Baginda Rasulullah Muhammad SAW diutus bukan hanya sebagai pembawa risalah agama, tetapi juga teladan utama dalam perilaku dan akhlak. (Foto: Ist)
 

Rendah Hati

Walaupun beliau adalah seorang nabi, pemimpin umat, bahkan panglima perang, beliau tetap hidup sederhana dan rendah hati. Beliau biasa makan di lantai, menambal sendiri sandalnya yang rusak, menjahit pakaiannya yang sobek, bahkan membantu pekerjaan rumah.

Baginda Rasulullah SAW bersabda: “Pemimpin suatu kaum adalah pelayan mereka.” (HR. Abu Dawud). Sungguh sebuah sikap yang berbeda dengan kondisi dan sikap sebagian besar pemimpin masa kini. Karena sikap tawadhu’ inilah yang membuat para sahabat semakin mencintai beliau.

Kasih Sayang

Akhlak beliau juga sangat penuh dengan kasih sayang. Tidak hanya kepada manusia, tetapi juga kepada hewan dan alam. Baginda Rasulullah SAW bersabda: “Sayangilah yang ada di bumi, niscaya kalian akan disayangi oleh yang ada di langit.” (HR. Tirmidzi)

Kisah tentang kasih sayang beliau banyak diceritakan, misalnya saat seorang wanita mengurung kucing hingga mati, Nabi SAW menegaskan bahwa wanita itu akan masuk neraka karena menyiksa makhluk Allah.

Subhanallah, betapa mulia dan agungnya akhlak Baginda Rasulullah. Di tengah krisis moral dan berbagai masalah sosial saat ini, akhlak Baginda Rasulullah SAW sangatlah relevan untuk dijadikan pedoman.

Dalam kepemimpinan, beliau mengajarkan kejujuran, amanah, adil, dan melayani. Dalam kehidupan sosial, beliau mencontohkan kasih sayang, saling menghormati, dan pemaaf. Dalam keluarga, beliau teladan dalam kelembutan dan tanggung jawab.

Baginda Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.” (HR. Ahmad). Berdasarkan hadits ini maka tujuan utama risalah kenabian adalah menanamkan akhlak yang baik agar manusia dapat hidup harmonis, penuh rahmat, dan saling menghargai.

Meneladani akhlak Baginda Rasulullah SAW bukan hanya kewajiban, tetapi juga jalan menuju kebahagiaan dunia dan akhirat. Perjalanan hidup beliau menjadi inspirasi agar umat Islam selalu meneladani akhlak beliau dalam kehidupan sehari-hari, maka kenalilah beliau lebih dekat lagi.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Sungguh, pada (diri) Rasulullah itu terdapat suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat serta banyak mengingat Allah.” (QS. Al-Ahzab [33]: 21)


Sifat dan akhlak Rasulullah Muhammad SAW hendaknya menjadi teladan. Salah satu sifat dan akhlak Rasulullah Muhammad SAW yang paling menonjol adalah sifat pemaaf. (Foto: Ist)

 

Wallahu a’lam bish-shawab.

          

Editor : Syahrir Rasyid

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut