get app
inews
Aa Text
Read Next : HIKMAH JUMAT : We Are The Champions

HIKMAH JUMAT : Hidup Adalah Perlombaan

Jum'at, 26 September 2025 | 05:12 WIB
header img
Hidup yang kita jalani di dunia bukanlah sekadar perjalanan tanpa arah, melainkan sebuah perlombaan menuju kebaikan dan keridhaan Allah. (Foto: Ist)

Penulis : Dr. Abidin, S.T., M.Si. -- Dosen Universitas Buddhi Dharma; Ketua Umum Yayasan Bina Insan Madinah Catalina; Ketua PCM Pagedangan, Tangerang

HARI TERUS berganti, waktu pun terus berlalu. Tanpa kita sadari, hidup kita di dunia pun semakin mendekati garis finish. Namun, begitu sayangnya Allah kepada kita, letak dan waktu mencapai garis finish tersebut hanya Allah yang mengetahuinya.

Agar sisa usia kita bermakna, maka manfaatkanlah waktu yang masih Allah berikan ini dengan sebaik-baiknya. Hidup yang kita jalani di dunia bukanlah sekadar perjalanan tanpa arah, melainkan sebuah perlombaan menuju kebaikan dan keridhaan Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Setiap manusia memiliki kesempatan yang sama untuk berlomba, meskipun titik awal, kondisi, serta kemampuannya berbeda-beda. Islam menekankan pentingnya memanfaatkan waktu, potensi, dan kesempatan untuk meraih kemenangan hakiki, yakni keselamatan di akhirat.

Dalam surat Al-Baqarah ayat 148, Allah berfirman: “Maka berlomba-lombalah kalian dalam kebaikan.” Ayat ini menegaskan bahwa kehidupan adalah arena perlombaan untuk mengejar kebaikan yang mendatangkan pahala abadi, bukan untuk mengejar kesenangan dunia semata.

Dalam sebuah perlombaan, maka ada aturan, tujuan, dan hadiahnya. Demikian pula dengan hidup manusia, tentu ada aturan yang harus ditaati, tujuan yang harus dicapai, dan hadiah bagi orang-orang yang berhasil alias juaranya.

Aturan dalam hidup manusia adalah syariat Allah yang termaktub dalam Al-Qur’an dan sunnah Baginda Rasulullah SAW. Adapun tujuannya adalah meraih keridhaan Allah dan keselamatan di dunia dan akhirat, sedangkan hadiah terbesarnya adalah surga yang penuh dengan kenikmatan.

Baginda Rasulullah SAW bersabda: “Orang yang cerdas adalah yang menundukkan dirinya (untuk taat kepada Allah) dan beramal untuk kehidupan setelah mati. Sedangkan orang yang lemah adalah yang mengikuti hawa nafsunya dan berangan-angan kepada Allah.” (HR. Tirmidzi)

Hadits ini mengingatkan bahwa juara sejati dalam perlombaan hidup adalah mereka yang mempersiapkan diri untuk kehidupan setelah kematian, bukan mereka yang terlena dengan angan-angan kosong. Dengan kata lain, juara sejati adalah mereka yang selalu mengingat kematian.

Oleh karena itu, dalam Islam tidak berlaku guyonan muda hura-hura, tua kaya raya, dan mati masuk surga. Karena surga adalah hadiah bagi sang juara, dan tidak mungkin menjadi sang juara jika tidak ada kesungguhan serta perjuangan untuk meraihnya.


Dr. Abidin, S.T., M.Si. (Foto : Dok Pribadi)
 

Perlu diketahui bahwa perlombaan dalam Islam tidak bersifat duniawi semata, melainkan perlombaan pada level spiritual untuk meraih kebahagiaan yang hakiki. Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan dalam banyak ayat agar manusia bergegas untuk melakukan amal shalih.

Salah satunya firman Allah Subhanahu wa Ta’ala yang artinya: “Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.” (QS. Ali Imran [3]: 133)

Ayat ini menekankan pentingnya segera beramal, karena kesempatan tidak datang dua kali. Waktu yang berlalu tak akan kembali, dan perlombaan ini terus berjalan hingga ajal menjemput. Ingat firman Allah pada surat yang lain yang artinya:

“Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak dapat (pula) memajukannya.” (QS. Al-A’raf [7]: 34)

Sayangnya, dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dikatakan bahwa sebagian besar dari manusia terlena dengan waktu atau kesempatan yang telah Allah berikan. Mereka senang mengulur-ulur waktu dan menunda-nunda untuk bersegera melakukan kebaikan.

Tidak semua peserta lomba dapat mencapai garis finish. Ada yang terjatuh, ada yang menyerah, ada pula yang justru berlari ke arah yang salah. Begitu juga dalam hidup ini, Al-Qur’an membagi manusia ke dalam beberapa kelompok.

Pertama adalah kelompok orang yang mendahului dalam kebaikan (as-sabiqun bil khairat). Mereka adalah orang-orang yang senantiasa bersegera dalam ketaatan dan meninggalkan larangan. Sebagaimana firman Allah: “Dan orang-orang yang bersegera menuju (kebaikan) itulah orang-orang yang dekat (kepada Allah).” (QS. Al-Waqi‘ah [56]: 10-11)

Kelompok kedua adalah orang yang pertengahan, yakni orang yang terkadang taat, terkadang lalai. Mereka masih berada di jalur perlombaan, tetapi tidak optimal. Sementara itu, kelompok yang ketiga adalah orang yang tertinggal.

Orang yang tertinggal adalah orang yang hanya mengejar dunia, lupa akhirat, hingga akhirnya terperosok dalam kerugian. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:“Sesungguhnya rugilah orang-orang yang mendustakan pertemuan dengan Allah.” (QS. Al-An‘am [6]: 31)

Salah satu kisah yang menggambarkan semangat berlomba menuju kebenaran adalah perjalanan Salman Al-Farisi Radhiyallahu ‘Anhu. Salman berasal dari keluarga Majusi di Persia. Ia meninggalkan kenyamanan rumahnya untuk mencari kebenaran.


Juara sejati dalam perlombaan hidup adalah mereka yang mempersiapkan diri untuk kehidupan setelah kematian, bukan mereka yang terlena dengan angan-angan kosong. (Foto: Ist)
 

Perjalanannya panjang, berpindah dari satu guru ke guru lain, hingga akhirnya ia bertemu dengan Baginda Rasulullah SAW di Madinah. Keteguhan hatinya membuat ia rela menjadi budak demi mendapatkan kebenaran.

Baginda Rasulullah SAW kemudian menebus dan memerdekakannya. Salman pun menjadi sahabat mulia yang dijamin surga. Kisah ini menunjukkan bahwa perlombaan dalam mencari kebenaran dan keridhaan Allah membutuhkan pengorbanan, kesungguhan, dan keteguhan hati.

Tidak mudah memang untuk memenangkan perlombaan hidup. Ada banyak rintangan yang menghadang, di antaranya hawa nafsu yang mengajak kepada kesenangan sesaat, godaan dunia berupa harta, tahta, dan popularitas, serta syaitan yang terus membisikkan keraguan.

Allah Subhanahu wa Ta’ala mengingatkan melalui firman-Nya yang artinya:“Dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan, karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.” (QS. Al-Baqarah [2]: 168)

Untuk memenangkan perlombaan hidup, maka diperlukan strategi yang tepat. Pertama adalah niat yang lurus. Semua amal harus diniatkan karena Allah semata. Baginda Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya amal itu tergantung niatnya, dan setiap orang hanya mendapatkan sesuai niatnya.” (HR. Bukhari & Muslim)

Yang kedua adalah manajemen waktu. Hidup ini sangat singkat. Baginda Rasulullah SAW bersabda: “Ada dua nikmat yang banyak manusia tertipu: kesehatan dan waktu luang.”
(HR. Bukhari)

Selanjutnya adalah istiqamah atau konsistensi dalam amal shalih. Istiqamah adalah kunci untuk meraih kemenangan. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: ‘Tuhan kami ialah Allah’ kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka tidak ada rasa takut atas mereka dan mereka tidak (pula) bersedih hati.” (QS. Al-Ahqaf [46]: 13)

Yang terakhir adalah bersyukur dan bersabar. Dalam perlombaan, ada saat kita di atas dan ada saat kita jatuh. Bersyukur saat senang dan bersabar saat susah adalah tanda pemenang sejati. Sang juara atau pemenang bukanlah orang yang tidak pernah gagal, melainkan orang yang terus bangkit di tengah kegagalan yang dialaminya.

Semoga kita menjadi juara sejati, sebagaimana firman Allah: “Maka barang siapa yang dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu hanyalah kesenangan yang memperdaya.” (QS. Ali Imran [3]: 185). 


Tidak semua peserta lomba dapat mencapai garis finish. Ada yang terjatuh, ada yang menyerah, ada pula yang justru berlari ke arah yang salah. (Foto: Ist)
 

Wallahu a’lam bish-shawab.

          

Editor : Syahrir Rasyid

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut