Kita tidak boleh melupakan kehidupan kita di dunia, yakni menikmati segala sesuatu yang diperbolehkan oleh Allah seperti makanan, minuman, pakaian, tempat tinggal, dan menikah. Namun, kita tetap harus ingat, bahwa Allah masih memiliki hak dari kita.
Bahkan diri dan keluarga pun memiliki hak dari kita, maka tunaikanlah hak-hak setiap yang memiliki hak. Dengan menikmati dunia sesuai dengan ketentuan Allah, dan menunaikan setiap hak kepada yang memiliki hak, maka kita pun dapat meraih pahala untuk kehidupan akhirat.
Jika pulang ke kampung halaman di desa saja perlu perbekalan, maka pulang ke kampung halaman yang hakiki di negeri akhirat juga pasti memerlukan perbekalan. Sebaik-baik bekal untuk perjalanan pulang ke kampung halaman di negeri akhirat adalah taqwa.
Allah SWT menegaskan hal ini dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah : 197: “Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah ketaqwaan.”
Sudah siapkah bekal kita untuk pulang kampung ke negeri akhirat?
Sebuah pertanyaan yang terkadang dilematis untuk dijawab. Namun, siap atau belum siap, kematian pasti akan datang. Kematian tidak menunggu kita bertaubat, tapi kitalah yang menunggu kematian dengan senantiasa bertaubat.
Kehidupan di dunia memang sementara dan kehidupan yang kekal adalah di akhirat. Dalam Al-Qur’an surat Al-Mukmin : 39, Allah SWT berfirman: “Sesungguhnya kehidupan dunia ini hanya kesenangan (sementara) dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal.”
Ramadhan yang tinggal beberapa hari lagi, adalah momentum yang paling tepat bagi kita untuk mempersiapkan bekal sebanyak-banyaknya. Di bulan Ramadhan, Allah tidak hanya memberikan diskon terhadap dosa-dosa kita, namun Allah juga mengobral pahala.
Bahkan di bulan Ramadhan, Allah menyediakan door prize yang sangat hebat berupa lailatul qadr. Oleh karenanya, jangan sia-siakan malam-malam terakhir di bulan Ramadhan yang masih tersisa. Rasulullah SAW mengingatkan melalui sabdanya:
“Pada bulan Ramadhan terdapat satu malam yang lebih baik daripada seribu bulan. Siapa yang terhalangi dari mendapatkan kebaikan pada malam itu maka dia terhalangi (dari kebaikan yang sangat banyak).” (HR. Ahmad).
Setidaknya, terdapat empat perkara penting yang dapat kita raih melalui malam lailatul qadr. Keempat perkara tersebut adalah kesempatan menghapus dosa, kesempatan untuk menimbun pahala, kesempatan dikabulkannya do’a, serta momentum mendapatkan pertolongan dari Allah SWT.
Dr. Abidin, S.T., M.Si. (Foto : Dok Pribadi)
Maksimalkan kesempatan yang ada, agar kita tidak termasuk ke dalam golongan yang celaka di akhir Ramadhan. Rasulullah SAW bersabda: “Celakalah seorang hamba yang mendapati bulan Ramadhan, kemudian Ramadhan berlalu dalam keadaan dosa-dosanya belum diampuni.” (HR. Ahmad).
Dunia adalah tempat kita menanam dan akhirat adalah tempat kita memanen. Mengutip pernyataan dari Al Allamah Abdul Aziz bin Baaz rahimahullah:
“Negeri yang sesungguhnya adalah Surga. Itulah negeri kita. Tempat tinggal ayah kita dahulu (Nabi Adam). Kita wajib bersiap diri untuk berpindah dan kembali ke sana. Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan.” (Syarah Kitab Al-Jami’, halaman 85).
Wallahu a’lam bish-shawab.
Editor : Syahrir Rasyid