Selanjutnya, peningkatan kinerja tersebut juga sesuai dengan peningkatan laba bersih sebesar 27% secara tahunan dari Rp30,9 miliar pada kuartal pertama 2021 menjadi Rp39,2 miliar pada kuartal pertama 2022. Dengan begitu, posisi keuangan emiten plat merah tersebut juga mengalami penguatan yang ditandai dengan peningkatan total aset sebesar 3,3% dari sebesar Rp7,02 triliun per Desember 2021 menjadi Rp7,26 triliun pada akhir Maret 2022
Sedangkan total utang PP Presisi dilaporkan mengalami peningkatan 1,3% dari sebesar Rp2,15 triliun pada akhir tahun 2021 menjadi Rp2,18 triliun pada akhir bulan Maret 2022. Menurut PP Presisi, peningkatan utang seiring dengan pembiayaan capex pembelian alat berat yang digunakan untuk mendukung pertumbuhan perolehan kontrak baru pada jasa pertambangan, di mana 52,7% dari total kontrak baru tahun 2022 hingga saat ini berasal dari jasa pertambangan yang membutuhkan dukungan ketersediaan alat berat dalam jumlah besar.
Sementara itu peningkatan total ekuitas PP Presisi sebesar 1,3% menjadi Rp3,01 triliun seiring dengan peningkatan laba bersih perseroan.
Kemudian, Arif menegaskan seiring dengan kebijakan dalam pembiayaan capex, maka beberapa rasio keuangan terutama untuk rasio leverage mengalami pergerakan, seperti debt service ratio bergerak dari 1,13 pada Desember 2021 menjadi 1,79 pada Maret 2022, EBITDA to interest 4,86 dan DER interest bearing 0,72.(*)
Editor : A.R Bacho