IPO, Moratelindo Bidik Dana Rp1,03 Triliun

Agregasi Harian Neraca
Melantai di Bursa (Foto: Okezone)

JAKARTA, iNewsSerpong.id – PT Mora Telematika Indonesia Tbk (MORA) atau Moratelindo yang berencana menggelar penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO). Hal ini untuk pengembangan bisnisnya masih menjadi pilihan dan salah satunya .

Dalam prospektusnya perseroan membuka harga penawaran IPO di kisaran Rp 368-396 per saham dan menargetkan sebanyak-banyaknya Rp1,03 triliun.

Pada aksi korporasi tersebut, bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek adalah PT BNI Sekuritas dan PT Sucor Sekuritas.

Perusahaan yang bergerak dalam bidang aktivitas telekomunikasi dengan kabel, internet service provider dan jasa interkoneksi internet (NAP) ini menawarkan sebanyak-banyaknya 2.610.486.000 saham baru, dengan nominal Rp 100 per saham, atau 11% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO.

Selain itu, perseroan mengadakan program alokasi saham kepada karyawan sebanyak-banyaknya 0,25% saham dari saham yang ditawarkan dalam penawaran umum perdana saham atau sebesar 6.526.200 saham.

Seluruh dana yang diperoleh dari penawaran umum setelah dikurangi dengan biaya-biaya emisi, akan dipergunakan sekitar 85% untuk kebutuhan investasi termasuk namun tidak terbatas pada ekspansi jaringan, termasuk backbone, lastmile, capacity upgrades, dan infrastruktur pasif.

Selanjutnya sekitar 15% akan digunakan untuk modal kerja dan kegiatan umum usaha perseroan. Adapun pemegang saham MORA saat ini adalah PT Gema Lintas Buana 33,78%, PT Candrakarya Multikreasi 40,68%, dan PT Smart Telecom 20,51%.

Sebelumnya, PT Bursa Efek Indonesia mencatat 37 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham atau IPO di BEI. Ada sejumlah perusahaan teknologi yang masuk dalam daftar tersebut.

Sementara Kepala Riset FAC Sekuritas Indonesia, Wisnu Prambudi Wibowo seperti dikutip kontan pernah bilang, tren IPO pada tahun 2022 masih akan tinggi.

Menurutnya, perolehan IPO tahun 2022 memungkinkan untuk lebih tinggi dibandingkan dengan tahun sebelumnya, terutama di semester 2, khususnya memasuki kuartal keempat 2022.

"Pasalnya, biasanya di semester kedua, kondisi ekonomi dan bisnis lebih kondusif,"ujarnya.

Disampaikannya, ada beberapa faktor pendorong yang membuat tren IPO di 2022 dapat lebih tinggi dari 2021. Tahun ini pertumbuhan ekonomi akan lebih baik ketimbang tahun lalu. Calon emiten pun perlu dana murah untuk ekspansi pascapandemi.

Faktor lain adalah aktivitas masyarakat yang mulai normal dan daya beli masyarakat membaik. Meskipun begitu, Wisnu melihat ada kemungkinan perusahaan untuk menunda pelaksanaan IPO apabila kondisi pasar tidak kondusif hingga akhir tahun.

"Misalnya, konflik geopolitik antara Rusia-Ukraina makin panas dan inflasi makin tidak terkendali. Ada kekhawatiran tidak terserap secara maksimal emisinya, jika dipaksakan," ucap Wisnu.(*)

 

Editor : A.R Bacho

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network