Kosovo, negara kecil Balkan yang terkurung daratan itu, memperoleh kemerdekaan dari Serbia pada 2008, atau hampir satu dekade setelah pemberontakan kelompok gerilyawan di sana melawan pemerintahan represif Beograd.
Etnik Serbia menyumbang sekira 5 persen dari total 1,8 juta penduduk Kosovo. Sementara mayoritas populasi di negara itu adalah etnik Albania, yang jumlahnya mencapai 90 persen.
Sekitar 50.000 jiwa dari penduduk beretnik Serbia itu tinggal di bagian utara Kosovo, dekat perbatasan dengan Serbia. Adapun sisanya sebanyak 40.000 jiwa lagi tinggal di selatan Sungai Ibar dan bersedia menggunakan plat nomor yang dikeluarkan Pemerintah Kosovo.
Serbia membantah memicu ketegangan dan konflik di Kosovo. Sebaliknya, Beograd menuduh Pristina menginjak-injak hak-hak kelompok minoritas Serbia.
Peran Rusia dalam konflik
Partai-partai oposisi di Kosovo menuduh Kurti menakut-nakuti investor dengan berbicara secara terbuka tentang kemungkinan konflik baru dengan Serbia.
Namun, Kurti menolak tuduhan itu. Dia malah menuduh Rusia berperan dalam membangkitkan ketegangan etnik baru di Kosovo. Moskow memang dikenal sebagai sekutu utama Serbia. Negara yang sedang berperang melawan Ukraina itu pun telah memveto tawaran Kosovo untuk menjadi anggota PBB.
“Presiden (Rusia) yang lalim (Vladimir) Putin adalah orang yang suka berperang dan dia akan tertarik untuk menyebarkan perang karena dia ingin menormalkan perang,” kata Kurti, menyinggung agresi Rusia ke negara tetangga Ukraina sejak Februari lalu.
Editor : Syahrir Rasyid
Artikel Terkait