HIKMAH JUMAT : Pelajaran dari Seekor Nyamuk

Penulis : Dr. Abidin, S.T., M.Si.
Bagi Allah SWT, nyamuk adalah salah satu makhluk yang dapat dijadikan sebagai perumpamaan untuk menunjukkan kemahahebatan dan kemahakuasaan. (Foto : Ist)

Saat itu, barulah kami menyadari bahwa dengan adanya nyamuk maka ada orang yang membuat obat nyamuk. Dengan adanya penyakit yang ditularkan oleh seekor nyamuk, maka ada dokter, obat, dan rumah sakit.

Dengan adanya kebutuhan akan obat anti nyamuk, obat untuk mengobati penyakit yang ditularkan oleh nyamuk, dokter dan tenaga kesehatan, serta fasilitas kesehatan termasuk klinik dan rumah sakit, maka secara tidak langsung, kehadiran nyamuk telah membuka lapangan pekerjaan bagi sebagian orang.

Mari kita lihat dari sisi lain.

Berapa banyak seniman yang terinspirasi membuat lagu dan puisi yang diilhami oleh nyamuk?

Berapa banyak peneliti dan ilmuwan yang menjadikan nyamuk sebagai topik dalam penelitiannya?

Subhanallah.... Kekuasaan Allah sungguh luar biasa.

Pelajaran lain dari ayat di atas, disampaikan oleh Al-Rabi’ bin Anas. Menurutnya, ayat di atas dapat juga ditafsirkan bahwa kehidupan di dunia ini laksana kehidupan seekor nyamuk. Nyamuk hidup ketika dia sedang lapar, dan setelah dia kenyang maka nyamuk pun tiba-tiba mati.

Al-Rabi’ bin Anas selanjutnya mengutip sebuah ayat pada Al-Qur’an surat Al-An’am yakni ayat 44, yang artinya:

“Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.”

Itulah beberapa pelajaran yang dapat diambil dari diciptakannya seekor nyamuk oleh Allah SWT. Bagi orang-orang yang beriman, maka dia akan mampu menangkap esensi atau hikmah dari perumpamaan tentang nyamuk yang diberikan oleh Allah SWT.

Sebaliknya bagi orang kafir, dia tidak akan mampu menangkap esensi atau hikmah di balik perumpamaan tentang seekor nyamuk ini. Demikian pula bagi orang-orang fasik, maka perumpamaan ini hanyalah menambah kesesatannya.

Allah SWT berfirman: "Dan apabila diturunkan suatu surat, maka di antara mereka (orang-orang munafik) ada yang berkata: “Siapakah di antara kamu yang bertambah imannya dengan (turunnya) surat ini?” Adapun orang-orang yang beriman, maka surat ini menambah imannya, dan mereka merasa gembira. Dan adapun orang-orang yang di dalam hati mereka ada penyakit, maka dengan surat itu bertambah kekafiran mereka, di samping kekafirannya (yang telah ada) dan mereka mati dalam keadaan kafir." (QS. At-Taubah: 124-125).

Wallahu a’lam bish-shawab. (*)


Dr. Abidin, S.T., M.Si. (Foto : Dok Pribadi)


Editor : Syahrir Rasyid

Sebelumnya

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network