Tari Gong menggambarkan kelembutan seorang gadis yang meliuk-liuk bagaikan sebatang padi. Tarian tradisional tersebut ditarikan oleh seorang gadis dengan memakai pakaian adat Dayak Kenyah.
Di mana gerakan tubuh dan tangan yang lambat dan lembut, serta dominasi bulu burung dalam corak pakaiannya merupakan ciri khas yang bisa dilihat pada tarian tersebut.
Biasanya tari Gong dipertunjukkan untuk upacara penyambutan tamu agung atau upacara menyambut kelahiran seorang bayi kepala suku.
6. Tari Legong (Pecahan Rp 50.000)
Tari Legong merupakan sebuah tarian klasik Bali dengan perbendaharaan gerak yang sangat komplek. Istilah Legong sendiri dikenal masyarakat Bali sebagai tarian persembahan yang bisa dibaca dalam lontar Catur Muni-Muni.
Pada dasarnya, tari Legong terdiri dari tiga tahapan/bagian yang meliputi: Pangawit (pembukaan) biasanya terdiri dari melodi pembuka dimainkan penabuh yang kemudian dilanjutkan dengan papeson, di mana penari mulai keluar ke tengah kalangan. Biasanya pada bagian ini belum ada kisah atau lakon yang ditampilkan.
Setelahnya bagian pangipuk (adegan cumbu rayu) dan atau pesiat (pertempuran). Sesuai kebutuhan lakon, ada dua jenis Legong yang mengawali Pesiat dengan angkat-angkatan (persiapan) perjalanan menuju medan perang, atau menyela pesiat dengan tetangisan, adegan isak tangis. Adegan terakhir adalah pakaad, ini bagian tersingkat dalam struktur tari Legong. Pada bagian ini para penari melakukan tarian penutup dengan suasana yang netral.
Editor : Syahrir Rasyid