Akmal Malik menjelaskan, selama ini Festival Sandeq dilaksanakan dengan konsep sandeq race (balap). Namun kali ini, pihaknya menginginkan sesuatu yang baru dengan mengkolaborasikan antara olahraga dan kebudayaan.
"Di setiap etape nanti akan ada event-event budaya, nah ini yang kami coba dorong. Nanti terakhirnya karena kami dorong ke IKN, orang dunia akan tahu ternyata Sulbar punya item yang hebat. Kami ingin Indonesia paham dan mengerti bahwa Sulbar itu memiliki mahakarya budaya yang luar biasa yang setidaknya tidak dimiliki oleh provinsi lain," beber Akmal Malik.
Pada etape 1, pasandeq akan mulai berlayar dari Tanjung Polewali Mandar menuju Pantai Banggae, Majene. Pelepasan sandeq digelar oleh tokoh agama dan tokoh adat bersama pemerintah, dilanjutkan dengan hiburan berbagai tarian dan musik tradisional.
Pada etape 2, pasandeq berlayar dari Pantai Banggae menuju Pantai Palipi dengan estimasi waktu perjalanan kurang lebih 4 jam menelusuri jalur pantai sejauh 19 mil atau kurang lebih 30 kilometer.
Selanjutnya, pasandeq melanjutkan rute dari Pantai Palipi menuju Pantai Deking pada etape 3, kemudian memasuki etape 4 dari Pantai Deking menuju Mamuju dengan menempuh jarak kurang lebih 30 mil.
Pada etape terakhir atau etape 5, para pasandeq akan berangkat dari Pantai Manggar menuju BSB Balikpapan yang dinakhodai oleh Gubernur se-Indonesia. Mereka akan tampil dengan pakaian adat masing-masing. Parade ini sebagai simbolisasi dukungan seluruh provinsi terhadap ibukota negara yang baru.
Di samping itu, tarian kolosal juga dipersembahkan bersama para gubernur dan penari yang melakukan prosesi sandeq memasuki wilayah pantai sampai pada ritual kedatangan ke BSB dilaksanakan.
Editor : Syahrir Rasyid
Artikel Terkait