JAKARTA, iNewsSerpong.id - Kumpulan contoh teks pidato singkat peringatan hari Sumpah Pemuda bisa menjadi referensi untuk dibacakan saat upacara. Berikut contoh naskahnya lengkap.
Sumpah Pemuda merupakan peristiwa mempersatukan bangsa Indonesia sebelum merdeka. Dalam peristiwa itu, diucapkan juga teks Sumpah Pemuda, yang isinya adalah sebagai berikut
Pertama: Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia.
Kedua: Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
Ketiga: Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
- 1. Pidato Sumpah Pemuda Singkat
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Teman-teman yang saya banggakan,
Masa depan bangsa dan negara berada di tangan para pemuda. Bagaimana keadaan bangsa dan negara kita pada masa yang akan datang? Itu dapat dilihat dari bagaimana kegiatan para pemuda masa sekarang.
Jika para pemuda sekarang sudah mempersiapkan diri, giat belajar, tekun berlatih dan bekerja keras maka masa depan bangsa dan negara kita cerah. Ada harapan besar untuk menjadi bangsa dan negara yang maju.
Sebaliknya, jika para pemuda sekarang berpangku tangan, bermalas-malasan, dan berhura-hura, apalagi suka mabuk-mabukan maka masa depan bangsa dan negara kita suram.
Negara kita bisa hancur berkeping-keping dan tinggal nama saja dalam buku-buku sejarah. Sungguh sangat menyedihkan jika hal itu benar-benar terjadi. Oleh karena itu, kita harus menyadari hal tersebut sebagai generasi muda, penerus yang kelak bertanggung jawab terhadap kemajuan bangsa dan negara.
Kita harus mencegah kehancuran bangsa. Sebaliknya, kita harus berusaha sekuat tenaga memajukan bangsa. Hal ini seperti yang dicontohkan oleh para pemuda pada masa yang lalu.
Para pemuda saat itu prihatin terhadap keadaan bangsa kita yang terjajah. Mereka berpikir bagaimana caranya memajukan bangsa pada masa yang akan datang. Dari berpikir dan berusaha itu, mereka yang berasal dari berbagai daerah sepakat mengucapkan ikrar Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928.
Oleh karena itu, Saudara-saudara, kita jangan terlena dengan syair lagu 'Bukan lautan, tapi kolam susu. Kali dan jala cukup menghidupimu." Tidak bisa, Saudara-saudara. Di masa yang akan datang, kekayaan alam dan kesuburan tanah semakin berkurang.
Kawan-kawan, kita harus belajar giat dan bekerja keras. Kita tidak perlu membesar-besarkan perbedaan kita. Kita harus memperbesar persamaan kita. Darah kita sama-sama merah. Tulang kita sama-sama putih dan kita juga mempunyai tekad sama, yaitu menjaga tetap tegaknya bendera kita merah putih sebagai lambang kejayaan bangsa kita.
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Editor : Syahrir Rasyid
Artikel Terkait