SERPONG, iNewsSerpong.id - Konsep bisnis Nabi Muhammad SAW patut menjadi teladan bagi umatnya. Nabi Muhammad SAW dalam berdagang meneguhkan berperilaku jujur dan jangan berbohong kepada konsumen.
Sejatinya Nabi Muhammad SAW sudah berbisnis dengan berdagang sejak usia sangat belia yakni umur 12 tahun.
LIHAT JUGA: PODCAST : Selitangs Kembali Gelar Gowes Jarak Jauh, Tour De Baduy 10 dan 11 Desember 2022
Beliau bukan sekadar berdagang saja, namun juga mengetahui persis tabia dan watak pasar.
Selain itu Beliau juga begitu paham dengan kebaikan (al-khair) dan keburukan (al-syar) yang ada di dalam pasar.
LIHAT JUGA: Polres Metro Tangerang Kota Gelar Donor Darah, Sambut Hari Bakti Polda Metro Jaya ke- 73
Sehingga, dalam konteks tertentu beliau mengingatkan kepada sesama pedagang agar waspada dan berhati-hati saat masuk pasar.
Perdagangan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW telah terbukti mahsyur. Tidak hanya di kota Makkah, namun hingga ke Negeri Syiam.
Dalam menjajakan produknya Nabi Muhammad SAW selalu menjelaskan dengan baik kepada semua pembelinya akan kelebihan dan kekurangan produk yang ia jual.
Nabi Muhammad SAW bersabda, “Dua orang yang berjual beli, masing-masing mempunyai hak pilih (untuk meneruskan jual beli atau tidak) selama keduanya masih belum berpisah. Jika keduanya berlaku jujur dan berterus terang menjelaskan (keadaan barang yang diperjualbelikan), maka keduanya mendapat berkat dengan jual beli mereka tetapi jika mereka berdusta dan menyembunyikan cacat, hilanglah berkat jual beli mereka”. (HR Muslim, dari Hakim bin Hizam Ra).
Kejujuran, memegang peranan utama dalam perniagaan Nabi Muhammad SAW. Kejujuran adalah cara yang paling murah walau dirasakan sangat sulit dan telah menjadi barang yang sangat langka.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta