Setelah mereka mencapai usia dewasa, satu-satunya predator biasa yang mereka hadapi kemungkinan besar adalah paus sperma. Menurut Two Oceans Aquarium cumi-cumi kolosal mungkin membentuk sebanyak 77% dari makanan paus sperma.Karena lautan begitu luas dan cumi-cumi hidup begitu dalam, monster laut ini jarang terlihat. Meskipun filsuf Yunani kuno Aristoteles dan sarjana Romawi kuno Pliny the Elder menceritakan detail tentang cumi-cumi besar.
Foto pertama cumi-cumi sebesar itu baru diambil pada tahun 1874, ketika Pendeta Moses Harvey dari Newfoundland menangkapnya. Gambar cumi-cumi raksasa mati dari seorang nelayan yang menangkapnya secara tidak sengaja.
Sebagian besar dari apa yang para ilmuwan ketahui tentang cumi-cumi raksasa berasal dari sisa-sisa yang ditemukan mengambang di permukaan laut, terdampar di pantai atau di dalam perut paus sperma. Para ilmuwan tidak berhasil mengambil foto cumi-cumi raksasa dewasa di habitat aslinya hingga tahun 2004.
Rekaman video pertama dari cumi-cumi raksasa dewasa di alam liar baru diambil pada tahun 2012. Demikian pula, tidak ada yang pernah melihat cumi-cumi kolosal utuh hingga tahun 2003. Ekspedisi internasional ke Antartika Desember 2022 akan berupaya menemukan dan memfilmkan cumi-cumi kolosal di laut dalam untuk pertama kalinya.
"Kemampuan untuk melihat hewan-hewan ini di habitat aslinya sungguh menakjubkan. Mendapatkan kesempatan untuk mengabadikan mereka dengan sistem kamera terapung yang dioperasikan dari jarak jauh sangatlah bagus. Ini adalah cara terbaik untuk mengamati perilakunya,” kata Judkins.
(*)
Editor : Syahrir Rasyid