HIKMAH JUMAT : Ibumu, Ibumu, Ibumu

Penulis : Dr. Abidin, S.T., M.Si.
Ibu harus berjuang antara hidup dan mati ketika melahirkan, bersusah payah menyusui, merawat dan membesarkan anaknya. (Foto : Ist)

Penulis : Dr. Abidin, S.T., M.Si. -- Dosen Universitas Buddhi Dharma & Ketua Umum Yayasan Bina Insan Madinah Catalina

KEDUDUKAN ibu dalam Islam sangatlah mulia, dan itu tak terbantahkan lagi. Baginda Rasulullah SAW memberikan tempat yang terhormat bagi seorang Ibu. Dalam sebuah hadits, Baginda Rasulullah SAW menyebut ibu lebih banyak daripada ayah.

Abu Hurairah RA menceritakan bahwa seseorang telah datang menemui Baginda Rasulullah SAW. Orang tersebut berkata: “Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?” Nabi SAW menjawab: “Ibumu!” Orang tersebut kembali bertanya: “Kemudian kepada siapa lagi?”

Nabi SAW menjawab: “Ibumu!” Orang tersebut bertanya kembali: “Kemudian kepada siapa lagi?” Beliau menjawab: “Ibumu!” Orang tersebut lalu bertanya lagi: “Kemudian kepada siapa lagi?” Nabi SAW menjawab: “Kemudian ayahmu!” (HR. Bukhari dan Muslim).

Hadits di atas, seiring dan sejalan dengan adanya tiga kesulitan yang dialami oleh seorang ibu demi anaknya. Ibu mengalami kondisi yang susah payah dan terus bertambah pada saat mengandung anaknya. Ibu harus berjuang antara hidup dan mati ketika melahirkan anaknya. Kemudian ibu kembali bersusah payah menyusui, merawat dan membesarkan anaknya.

Allah SWT berfirman: “Dan kami perintahkah kepada manusia supaya berbuat baik kepada kedua orang tuanya. Ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah, dan mengandungnya sampai menyapihnya selama tiga puluh bulan, hingga ketika ia mencapai usia dewasa dan mencapai usia empat puluh tahun, ia berkata:

“Wahai Tuhanku, anugerahkanlah taufik kepadaku supaya aku dapat mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku, dan supaya aku dapat beramal shalih yang Engkau meridhainya. Dan perbaikilah bagiku dalam keturunanku. Sesungguhnya aku kembali kepada Engkau; dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri kepada Engkau.” (QS. Al-Ahqaf [46]: 16).

Alangkah naifnya kita, apabila setelah kita dewasa bahkan berpenghasilan, namun masih saja menjadi dan menambah beban bagi kedua orang tua kita, terlebih bagi ibu. Dulu mereka sibuk dan bersusah payah membesarkan kita, kini setelah kita berkeluarga dan memiliki keturunan, karena alasan kita bekerja, kembali mereka disibukkan oleh kita untuk mengurusi anak-anak kita.

Ada juga seorang anak yang dengan alasan kesibukannya, kemudian ibunya yang sudah tua renta akhirnya dititipkan di panti asuhan. Lebih dari itu, dari berbagai media massa kita sering mendapatkan informasi bahwa ada seorang anak yang menuntut ibunya ke pengadilan hanya karena harta. Ada juga seorang anak yang secara membabi buta tega membunuh ibunya.

Sejatinya, kita tidak akan pernah mampu membalas kebaikan yang pernah diberikan oleh seorang ibu. Setidaknya ada lima jenis air yang pernah diberikan ibu kepada anak-anaknya, dan itu tidak akan pernah dapat terbalaskan.


Sejatinya, tidak akan pernah mampu membalas kebaikan yang pernah diberikan oleh seorang ibu. (Foto : Ist)


Editor : Syahrir Rasyid

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 3

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network