Sindrom Harapan Palsu Tahun Baru 2023, Menetapkan Resolusi yang Tidak Realistis

Wahyu Sibarani
Sindrom harapan palsu atau false hope syndrome tahun baru 2023 berpotensi sangat terjadi.Foto ilustrasi: Freepik/starline

"Bagi sebagian orang, dibutuhkan sesuatu yang radikal bagi mereka untuk mengubah gaya hidup mereka. Misalnya butuh diagnosis medis untuk membuat mereka berhenti minum alkohol dan kafein. Untuk mengubah perilaku Anda sehari-hari, Anda juga harus mengubah pemikiran Anda," terang Mark Griffiths. 

Adanya sindrom harapan palsu bukan membuat orang tidak boleh memiliki resolusi. Hanya saja menurut Mark Griffiths yang paling penting adalah realistis. Resolusi yang dibuat harus realistis agar dapat dipertahankan dan dilakukan dengna praktis. "Salah satu cara termudah untuk menggagalkan resolusi adalah kebanyakan resolusi," jelasnya. 

Dia juga menyarankan untuk melakukan perubahan tidak harus dilakukan saat penggantian tahun baru. Perubahan bisa dilakukan kapan saja. 

"Hanya saja perlu diingat orang yang membuat resolusi di tahun baru sepuluh kali lebih berhasil mencapai harapan yang mereka buat ketimbang mereka yang tidak bikin resolusi," tegasnya.

Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta

Sebelumnya

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network