Seluruhnya menyatakan tak ada kecurangan. Kekalahan peserta MFAA murni akibat luka yang dialami, hingga diputuskan menghentikan pertandingan demi keamanan peserta itu sendiri.
"Dan bisa dipastikan dalam pertandingan itu tidak ada kecurangan, karena memang kami IPSI Tangsel serapih mungkin, sebaik mungkin, dan setepat mungkin tidak boleh ada kesalahan," sambungnya.
Hasil mediasi akhirnya menyepakati bahwa tudingan kecurangan tak lain hanyalah buntut kesalahpahaman. Baik panitia, wasit, pelatih, dan keluarga MFAA saling meminta maaf. Mereka secara bulat tak lagi memersoalkan hasil pertandingan tersebut.
"Alhamdulillah dari hasil mediasi tersebut telah disepakati bersama bahwa ini hanya kesalahpahaman. Intinya bahwa kita harus bisa pandai-pandai berkomunikasi ke depan," tuturnya.
Di lokasi yang sama, ayah dari MFAA, Ibrahim Al-Habsy menerima hasil mediasi tersebut. Dia juga meminta maaf lantaran polemik dugaan kecurangan itu tak lain hanya imbas kesalahpahaman antara dirinya dengan sang pelatih.
"Jadi ini kesalahan dari miskomunikasi antara pelatih kepada saya. Dan dari pihak perguruan sudah memohon maaf kepada saya dan saya pun juga meminta maaf kepada pihak perguruan," ungkapnya.
Dia pun meminta agar IPSI Tangsel selaku wadah para perguruan silat bisa membenahi ketentuan dalam setiap event yang digelar. Sehingga dengan begitu, peserta dan keluarganya bisa menerima hasil yang diputuskan di lapangan.
"Kita ingin ada pembenahan saja, khususnya pada komunikasi dan informasinya. Sehingga hal ini tidak terulang," katanya. (*)
Editor : Syahrir Rasyid
Artikel Terkait