RIYADH, iNewsSerpong.id - Ibu kota Arab Saudi , Riyadh, merayakan Tahun Baru Imlek yang akan datang sebagai bagian dari perayaan Musim Riyadh yang sedang berlangsung. Perayaan diselenggarakan di paviliun China Boulevard World, Sabtu (14/1/2023), dan dibuka dengan upacara pemotongan pita di tengah sorak-sorai orang banyak.
Acara tersebut dihadiri oleh sejumlah besar pengunjung, termasuk Duta Besar China untuk Kerajaan Saudi, Chen Weiqing, Duta Besar Thailand untuk Kerajaan, Darm Boontham, serta sejumlah diplomat lainnya.
Para penari menampilkan tarian naga dan singa tradisional dengan warna merah dan kuning cerah untuk menarik keberuntungan dan rejeki di tahun baru.
Tahun Baru Cina juga dikenal sebagai Tahun Baru Imlek atau Festival Musim Semi. Hewan tahun ini menandai peralihan dari harimau ke kelinci. Festival Musim Semi adalah musim pemulihan dan pertumbuhan tahunan, dan melambangkan awal kehidupan baru.
Tahun Kecil, atau fase pertama, dimulai pada 14 Januari, dengan persiapan perayaan yang akan berlangsung hingga Tahun Baru Imlek pada 22 Januari. Komunitas China mengamati perayaan dari Malam Tahun Baru hingga 1 Februari, diikuti oleh Festival Lampion.
"Selama persiapan Tahun Baru Imlek, kami mengadakan reuni untuk anggota keluarga dan kami berkumpul untuk makan dan merayakannya," kata Moussa, yang pindah dari China ke Arab Saudi, kepada Arab News.
Melalui perayaan Imlek ini, Arab Saudi bertujuan untuk mempromosikan pertukaran dan kerja sama budaya dan seni antara kedua negara dan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat Saudi tentang budaya China.
Di antara pengunjung yang hadir adalah Yang Liqin, yang juga disapa Mariam. Ia mengatakan kepada Arab News bahwa ini adalah perayaan favoritnya di Riyadh sejak dia pindah dari China tujuh tahun lalu.
“Saya merasa seperti berada di China dan saya sangat bersemangat dan bahagia. Setiap orang China di sini sangat berterima kasih kepada pemerintah Saudi karena memberi kami kesempatan untuk menunjukkan China dan budaya Tionghoa kepada orang Arab dan orang asing yang datang (ke Boulevard World),” jelas Mariam.
China memiliki peradaban kuno dan warisan budaya, dan Kerajaan Saudi adalah tempat lahirnya budaya dan sejarah Islam. Jalur Sutra menghubungkan kedua peradaban di masa lalu dan membantu memfasilitasi banyak kontribusi bagi umat manusia.
(*)
Editor : Syahrir Rasyid
Artikel Terkait