Mengapa Jam 6 Sore Masih Terang, Ini Faktor Penyebabnya

Wasis Wibowo
Matahari terbit dan terbenam di Indonesia sebenarnya tidak berbeda secara signifikan sepanjang tahun karena posisinya dekat dengan garis khatulistiwa. Foto/Pixabay/LAPAN

JAKARTA, iNewsSerpong.id - Matahari terbit dan terbenam di Indonesia sebenarnya tidak berbeda secara signifikan sepanjang tahun karena posisinya dekat dengan garis khatulistiwa. Hanya saja pada hari-hari belakangan ini Matahari tenggelam agak lambat sehingga pukul 18.00 WIB atau jam 6 sore masih terang .

Informasi dari laman world data, hari ini, Rabu (25/1/2023), Matahari di Jakarta terbit pada pukul 5:51 WIB dan tenggelam sekitar pukul 18.17 WIB. Fakta ini menunjukkan bahwa pada jam 6 sore di Jakarta matahari terlihat masih terang, kecuali cuaca mendung atau hujan.

Jakarta terletak pada derajat 6 lintang selatan dan dengan demikian sangat dekat dengan khatulistiwa. Secara umum sama dengan berbagai kota lain di Indonesia yang dekat dengan khatulistiwa.

Jadi ketika Matahari berayun ke utara pada pertengahan tahun dan ke selatan pada pergantian tahun, tidak bergerak terlalu jauh. Diperkirakan waktu siang hari terpanjang di Indonesia terjadi selama 12.30 jam pada bulan Desember dan malam terpanjang sekitar 13 jam terjadi pada bulan Juni.

Posisi Indonesia yang sangat dekat dengan garis khatulistiwa juga tidak menyebabkan perbedaan mencolok ketika Matahari tenggelam antara bulan Juni dan Desember. Di Indonesia rata-rata perbedaan waktu tenggelam Matahari hanya berlangsung selama 24 menit, sedangkan di AS atau Eropa bisa berbeda hampir satu jam.

Pada bulan Desember sampai Januari biasanya wilayah selatan Indonesia akan sedikit mengalami waktu siang yang lebih panjang. Akibatnya, ketika masuk pukul 18.00 atau jam 6 sore langit terasa masih terang dan bahkan belum masuk waktu Maghrib.

Fenomena ini terjadi berulang setiap tahun dan akan kembali normal lagi ketika Matahari tepat berada digaris khatulistiwa pada tanggal 23 Maret. Ketika itu durasi waktu siang dan malam di seluruh dunia sama panjangnya.

Fenomena jam 6 sore masih terang ini juga terjadi akibat gerak semu Matahari setiap tahunnya mulai 22 Desember. Ketika itu, Matahari tepat berada di 23,5 derajat Lintang Selatan. Posisi ini membuat wilayah ini akan mengalami siang yang lebih panjang dibanding malam termasuk di selatan Equator seperti Pulau Jawa.

Fenomena jam 6 sore masih terang pernah ditulis SINDOnews pada 25 Januari 2022 dengan judul “Matahari Terbenam Lebih Lambat Akhir Januari, Ini Penjelasan Lengkap LAPAN”. Disebutkan Matahari terbenam lebih lambat di beberapa wilayah Indonesia, terutama di wilayah Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara, mulai tanggal 26-31 Januari 2022.

Peneliti Pusat Antariksa LAPAN, Andi Pangeran mengatakan, fenomena ini terjadi karena Bumi mengalami rotasi terhadap sumbunya dengan kemiringan 66,6 derajat terhadap bidang edar atau ekliptika.

"Kemudian secara bersamaan Bumi juga mengelilingi Matahari dengan sumbu rotasi yang miring tersebut,” tulis Andi Pangeran dikutip dari laman resmi Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN).

Akibat miringnya sumbu rotasi Bumi saat mengelilingi Matahari inilah yang membuat waktu terbit dan terbenamnya Matahari akan bervariasi selama satu tahun, baik itu lebih cepat maupun lebih lambat. Jadi, fenomena jam 6 sore masih terang adalah peristiwa normal setiap tahun yang dipengaruhi perubahan posisi Matahari dan Bumi.

(*)



Editor : Syahrir Rasyid

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network