Menunggu sejak pagi bersama asisten, Beta meyakini bahwa akan ada pelanggan pertama yang datang ke laundry barunya.
"Pagi saya tungguin gak ada yang datang, siang saya tungguin masih sama, sampai sore mau saya tutup, eh kok ada 1 orang yang datang. Saya kaget, sudah seperti malaikat orang itu," tuturnya.
Singkat cerita, lambat laun pelanggan terus berdatangan ke tempatnya. Penghasilan bisnisnya mengalami peningkatan. "Kan naik dari 2,5 juta, 4 juta, 5 juta, hingga 10 juta. Saya pikir kalau saya pengen uang 50 juta, maka saya harus punya 5 outlet laundry." ucapnya.
Beta menekankan kunci sukses usahanya adalah sedekah, mengingat peran Tuhan bagi Beta tidak ternilai harganya. "Saya punya target 50 juta saya harus dapat, meski saya saat itu tidak ada uang, eh ternyata kok ada saja rezeki itu," ujarnya.
Pucuk dicinta ulam pun tiba, dirinya ditawari seorang investor dari Belanda yang mau berinvestasi di gerai laundrynya. Beta memutuskan untuk menjadikan laundry miliknya sebagai bisnis waralaba/franchise.
Kini dirinya telah mengelola 45 gerai laundry yang tersebar di beberapa kota dan provinsi mulai dari Jawa Timur, Bali, hingga Yogjakarta.
"Hidup itu belajar, harusnya kita bisa lebih baik dari hari-hari sebelumnya, apa yang kita kerjakan hari ini, panennya tidak hanya di dunia, tapi juga di akhirat," tandas Beta. (*)
Dapat investor dari Belanda yang mau berinvestasi. (Foto : Ist)
Artikel ini telah diterbitkan di halaman SINDOnews.com pada Minggu, 03 Oktober 2021 - 12:27 WIB oleh Dinar Fitra Maghiszha dengan judul "Buka Usaha Cucian, Perempuan Ini Tinggalkan Gaji Rp50 Juta".
Editor : Syahrir Rasyid
Artikel Terkait