Lolos 5 Universitas Top Dunia Sekaligus, Begini Trik Fadhil Mufti Siswa MAN 1 Yogyakarta

Erfan Erlin
Fadhil Mufti Putra Fatria, siswa kelas 12 MIPA MAN 1 Yogyakarta berhasil diterima di 5 universitas top dunia sekaligus. Foto/MPI/Erfan Erlin)

Di tingkat nasional, sebenarnya Fadil hanya mendapat medali perunggu. Namun di sisi lain dia menjadi yang terbaik dalam penelitiannya untuk dua kategori yang dilakukannya. Kemendikbudristek menilai penelitiannya lebih mendalam ketimbang peserta lain.

Dalam keseharian, Fadil adalah sosok yang asyik namun soal kekritisan di sekolah memang tiada duanya. Dia sangat kritis terhadap gurunya dan juga sering mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang kritis juga. Fadil adalah bocah yang pintar dalam bahasa Inggris.

Bahkan perjuangan dia sampai Test Potensi sekolah tentang bahasa Inggris ia buru sampai Sekarang. Karena memang untuk Test Potensi Sekolah khusus bahasa inggris hanya ada di di Surabaya, Jakarta dan Semarang.

"Nah dia mengambilnya di Semarang. Alasannya memang karena dekat dan nilainya juga bagus," terang dia.

Sejak kelas 11, Fadil telah mendapat beasiswa Indonesia Maju. Yaitu beasiswa yang memang memproyeksikan siswa yang mendapatnya untuk kuliah S1 di luar negeri. Oleh karenanya, semua hal untuk kuliah di luar negeri dipersiapkan dengan matang.

Apry menambahkan, sebenarnya Fadil mendaftar di 9 universitas luar negeri. Namun yang sudah memberikan pengumuman baru 5 universitas tersebut. Untuk yang Amerika Serikat dan Inggris baru akan diumumkan pada Mei nanti. "Ya mungkin diterima semua," kata dia.

Dia menambahkan, untuk universitas yang dibidik tersebut memang pilihan Fadil sendiri. Fadil mempelajari secara detil universitas yang dibidiknya. Bahkan Fadil mengetahui jika universitas tersebut memiliki kampus di mana saja.

Hebatnya lagi, jika siswa yang ingin belajar di luar negeri biasanya memakai agen, namun Fadil tidak. Fadil benar-benar berjuang sendiri untuk bisa diterima di Universitas di Luar Negeri.

"Awalnya, ibunya menginginkan agar Fadil kuliah di dalam negeri dulu. Tetapi setelah kami beri pengertian baru mendukung 100 persen,"terangnya. Waka kesiswaan MAN 1 Yogyakarta, Suprasetiyono mengatakan Fadil memang siswa yang unik. Bagaimana tidak, dia sebenarnya belajar di kelas IPA namun untuk olimpiade justru mengambil IPS yaitu Geografi. Padahal di kelas IPA, pelajaran Geografi yang diberikan secara sekilas.

"Unik memang bocah ini. Kelasnya IPA tapi olimpiadenya IPS," ujar dia.

Editor : A.R Bacho

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 3

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network