JAKARTA, iNewsSerpong.id - Kegiatan penuh amalan wajib dan sunah bulan Ramadhan dalam hitungan 24 jam berikut ini dapat menjadi panduan.
Amalan wajib dan sunah akan menjadi ladang pahala di bulan suci Ramadhan ini.
Ustaz Muhammad Abduh Tuasikal pun telah menyusun kegiataan yang terdapat di dalamnya amalan sunah dan wajib dalam hitungan 24 jam. Berikut ini daftarnya.
1. Bangun tidur dan segera berwudhu, tujuannya agar terlepas dari ikatan setan.
2. Lakukan sholat tahajud walaupun hanya dua rakaat. Lalu menutup dengan sholat witir jika belum melakukan shalat witir ketika sholat tarawih.
3. Setelah sholat, berdoa sesuai dengan hajat yang diinginkan karena sepertiga malam terakhir (waktu sahur) adalah waktu terkabulnya doa.
4. Melakukan persiapan untuk makan sahur lalu menyantapnya. Ingatlah, dalam makan sahur terdapat keberkahan.
5. Waktu makan sahur berakhir ketika azan Subuh berkumandang (masuknya fajar Shubuh).
6. Sambil menunggu Subuh, perbanyak istighfar dan sempatkan membaca Al-Qur’an.
7. Bagi yang berada dalam keadaan junub, maka segera mandi wajib. Namun masih dibolehkan masuk waktu Shubuh dalam keadaan junub dan tetap berpuasa. Termasuk juga masih boleh masuk waktu Subuh belum mandi suci dari haid.
8. Wajib bagi yang berpuasa menahan diri dari makan dan minum serta pembatal puasa lainnya mulai dari terbit fajar Shubuh hingga tenggelamnya matahari.
9. Ketika mendengar azan Shubuh lakukanlah lima amalan berikut:
Mengucapkan seperti apa yang diucapkan oleh muazin.
Bershalawat pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam setelah mendengar azan: Allahumma Sholli ‘Ala Muhammad atau membaca shalawat ibrahimiyyah seperti yang dibaca saat tasyahud.
Minta pada Allah untuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam wasilah dan keutamaan sebagaimana yang disebutkan dalam hadits Jabir bin ‘Abdillah: Allahumma robba hadzihid da’watit taammah wash sholatil qoo-imah, aati muhammadanil wasilata wal fadhilah, wab’atshu maqoomam mahmuuda alladzi wa ‘adtah.
Lalu membaca: Asyhadu Alla Ilaha Illallah Wahdahu Laa Syarika Lah Wa Anna Muhammadan ‘Abduhu Wa Rasuluh, Radhitu Billahi Robbaa Wa Bi Muhammadin Rosulaa Wa Bil Islami Diinaa, sebagaimana disebutkan dalam hadits Sa’ad bin Abi Waqqash.
Memanjatkan doa sesuai yang diinginkan. (Lihat Jalaa’ Al-Afham, hlm. 329-331)
10. Melaksanakan shalat Sunnah Fajar sebanyak dua raka’at.
11. Melaksanakan sholat Subuh berjamaah di masjid bagi laki-laki dan berusaha mendapatkan takbir pertama bersama imam di masjid. Sedangkan shalat terbaik bagi wanita adalah di rumah, bahkan di dalam kamarnya.
12. Setelah melaksanakan sholat sunnah, menyibukkan diri dengan berdoa dan membaca Al-Qur’an. Ingat bahwa doa antara azan dan iqamah adalah doa yang terkabul.
13. Setelah sholat Subuh berdiam di masjid untuk berdzikir seperti membaca dzikir pagi-petang, membaca Al-Qur’an dengan tujuan mengkhatamkannya dalam sebulan, atau mendengarkan majelis ilmu hingga matahari meninggi (kira-kira 15 menit setelah matahari terbit). Ketika matahari meninggi tadi, lalu melaksanakan shalat isyraq dua raka’at yang dijanjikan pahalanya haji dan umrah yang sempurna.
Sholat Subuh berjamaah
14. Sejak fajar menjalankan rukun dan tidak melakukan pembatal-pembatal puasa.
15. Saat puasa, meninggalkan hal-hal yang diharamkan yaitu berdusta, ghibah, namimah (adu domba), memandang wanita yang tidak halal, dan mendengarkan musik.
16. Melakukan shalat Dhuha minimal dua raka’at.
17. Memperbanyak sedekah di bulan Ramadhan.
18. Memperbanyak membaca Al-Quran, bahkan berusaha mengkhatamkannya di bulan Ramadhan.
19. Tetap beraktivitas dan bekerja seperti biasa. Sebaik-baik pekerjaan adalah pekerjaan dengan tangan sendiri.
20. Menjelang Zhuhur menyempatkan untuk tidur siang walau sesaat. Tidur seperti ini disebut qoilulah.
21. Ketika azan Zhuhur, melakukan lima amalan ketika mendengar azan sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya.
22. Melakukan shalat rawatib Zhuhur dan shalat Zhuhur berjamaah (bagi laki-laki) dan bagi wanita lebih baik shalat di rumah. Shalat rawatib berusaha dirutinkan 12 raka’at dalam sehari.
23. Menyiapkan makan berbuka puasa. Suami berusaha membantu pekerjaan istri di rumah.
24. Melaksanakan shalat sunnah qabliyah Ashar dua atau empat rakaat.
25. Dilarang melakukan shalat Sunnah setelah Shalat ‘Ashar.
26. Mempersiapkan makanan buka puasa untuk orang-orang yang akan berbuka di masjid-masjid terdekat. Atau bisa menjadi panitia pengurusan buka puasa di masjid.
27. Bermajelis menjelang berbuka.
28. Sibukkan diri dengan doa ketika menunggu berbuka.
29. Memenuhi adab-adab berbuka dan adab-adab makan saat berbuka:
Menyegerakan berbuka puasa
Berbuka dengan ruthab, tamer atau seteguk air
Sebelum makan berbuka, ucapkanlah ‘bismillah’ agar bertambah berkah
Berdoa ketika berbuka “‘Dzahabazh Zhoma-U Wabtallatil ‘Uruuqu Wa Tsabatal Ajru Insya Allah (Artinya: Rasa haus telah hilang dan urat-urat telah basah, dan pahala telah ditetapkan insya Allah)”
Memanfaatkan waktu berbuka puasa untuk berdoa
Memberi makan pada yang berbuka puasa
Mendoakan orang yang beri makan berbuka
Minum dengan tiga nafas dan membaca ‘BISMILLAH’
Berdoa sesudah makan dengan minimal membaca ‘ALHAMDULILLAH’
30. Menjawab azan yang masih berkumandang, lalu berdoa setelahnya.
31. Menunaikan Sholat Maghrib berjamaah di masjid bagi laki-laki, kemudian mengerjakan shalat sunnah rawatib ba’diyah Maghrib.
32. Membaca dzikir petang.
33. Makan hidangan berbuka puasa, bersama dengan keluarga dengan bersyukur kepada Allah atas segala nikmat-Nya.
34. Mempersiapkan shalat Isya dan Tarawih dengan berwudhu, memakai wewangian (bagi pria), dan berjalan ke masjid.
35. Menjawab muadzin, melaksanakan shalat Isya berjamaah di masjid, dan melakukan shalat sunnah rawatib ba’diyah Isya.
36. Melaksanakan shalat tarawih berjama’ah dengan sempurna di masjid, dan inilah salah satu keistimewaan Ramadhan. Banyak hadits yang menerangkan keutamaannya, di antaranya, “Siapa yang melakukan qiyam Ramadhan (shalat tarawih) atas dasar iman dan mengharapkan pahala dari Allah niscaya dosa-dosanya yang lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari)
37. Tidak pergi hingga imam selesai agar dituliskan pahala shalat semalam suntuk, berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Apabila seseorang shalat Tarawih bersama imam hingga imam selesai, maka dianggap (dicatat) melakukan shalat semalam suntuk.” (HR. Abu Daud)
38. Membaca doa setelah shalat Witir.
39. Melakukan tadarus Al-Qur’an.
40. Jika tidak ada keperluan mendesak di malam hari, tidur lebih awal agar bisa bangun di sepertiga malam terakhir. Tidak begadang kecuali jika ada kepentingan mendesak.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait