Penulis : Dr. Abidin, S.T., M.Si. - Dosen Universitas Buddhi Dharma & Ketua Umum Yayasan Bina Insan Madinah Catalina
HIDUP dan kehidupan ini laksana roda yang terus berputar. Terkadang ada di atas, terkadang juga ada di bawah. Kadang-kadang berputar lambat, namun kadang-kadang pula berputar begitu cepat.
Begitulah Allah menjadikan hidup kita berputar sesuai dengan kehendak-Nya. Terkadang kita merasakan hidup ini penuh dengan kebahagiaan, suka cita, dan gembira ria. Namun, terkadang juga kita merasakan hidup ini penuh dengan kesulitan, duka cita, dan kesedihan.
Demikianlah Allah yang menjadikan hidup kita dipergilirkan dari waktu ke waktu. Tidak selamanya kita hidup dengan kejayaan, demikian pula tidak selamanya kita hidup dengan penderitaan. Allah SWT berfirman yang artinya:
“Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa. Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu Kami pergilirkan di antara manusia (agar mendapat pelajaran); dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir) supaya sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada. Dan Allah tidak menyukai orang-orang dzalim.” (QS. Ali Imran [3]: 140).
Berdasarkan ayat di atas, Allah SWT mempergilirkan kejayaan dan kehancuran dalam kehidupan kita agar kita dapat mengambil pelajaran. Kejayaan yang kita miliki tidaklah abadi. Demikian pula dengan kehancuran yang kita alami tidaklah untuk selama-lamanya.
Boleh jadi pada saat kita berjaya, banyak orang yang datang menghampiri dan mau berdekatan dengan kita. Namun, janganlah kejayaan kita itu menyebabkan kita menjadi orang yang besar kepala, arogan, dan senang mengeksploitasi sesama.
Jadikanlah kejayaan yang kita miliki itu sebagai ladang untuk meraih pahala. Gunakan kejayaan kita itu untuk membantu dan selalu menebarkan berbagai kebaikan bagi sesama. Dengan cara itu berarti kita mensyukuri kejayaan yang telah Allah anugerahkan kepada kita.
Demikian pula saat kita mengalami kehancuran. Janganlah kehancuran itu membawa kita menjadi orang yang putus asa, rendah diri, dan tidak dapat menerima kenyataan hidup. Bersabarlah dengan senantiasa melihat adanya kebaikan dalam kesulitan hidup yang kita alami.
Jadilah orang yang senantiasa semangat dan optimis dalam menghadapi kehidupan ini. Yakinlah bahwa semua kesulitan hidup yang Allah SWT berikan adalah bagian dari ujian yang pada waktunya nanti pasti akan berlalu juga.
Dr. Abidin, S.T., M.Si. (Foto : Dok Pribadi)
Editor : Syahrir Rasyid
Artikel Terkait