Mari kita simak, firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah [2] ayat 214 yang artinya: “Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu?
Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: “Bilakah datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.”
Pada ayat di atas dapat kita lihat bahwa ujian yang diberikan oleh Allah SWT kepada seseorang, memang bisa terasa amat sangat berat. Sampai-sampai pada ayat di atas dijelaskan bahwa Baginda Rasulullah SAW dan para sahabatnya pun bertanya tentang waktu datangnya pertolongan Allah.
Pada tafsir Jalalayn dijelaskan bahwa betapa berat ujian yang diterima oleh Baginda Rasulullah SAW dan para sahabatnya. Mereka ditimpa kemiskinan yang memuncak, penyakit, dan dikejutkan oleh bermacam-macam bala, sehingga mereka menganggap bahwa pertolongan Allah SWT sangatlah terlambat. Namun Allah SWT menjawab, pertolongan Allah itu amat dekat kedatangannya.
Bandingkan dengan ujian atau cobaan yang menimpa kita saat ini. Sudahkah kita merasakan bahwa ujian yang kita hadapi teramat sangat berat? Sudahkah kita merasakan bahwa ujian yang kita hadapi laksana sedang menggendong beban sambil mendaki bukit yang sangat tinggi?
Jika itu yang sudah kita rasakan, maka bersiaplah bahwa pertolongan Allah pasti akan segera datang. Bukankah setelah kita berjalan mendaki hingga puncak dakian akan ada turunan? Bukankah setelah gelapnya malam hari akan segera datang fajar tanda siang menjelang?
Allah SWT menjamin bahwa dalam setiap kesulitan apa pun yang kita hadapi, pasti Allah akan berikan kemudahan. Perhatikan firman-Nya yang artinya: “Maka, sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan." (QS. Al-Insyirah [94]: 5-6).
Dengan demikian, hadapilah rangkaian ujian demi ujian yang ada dalam hidup kita ini dengan penuh optimisme. Berikan sikap yang terbaik yang dapat kita lakukan. Karena dengan sikap seperti itulah, Baginda Rasulullah SAW akan kagum kepada kita sebagai umatnya yang beriman.
Baginda Rasulullah SAW bersabda yang artinya: “Alangkah mengagumkannya keadaan orang yang beriman, karena semua keadaannya (membawa) kebaikan (untuk dirinya), dan ini hanya ada pada seorang mukmin; jika dia mendapatkan kesenangan dia akan bersyukur, maka itu adalah kebaikan baginya, dan jika dia ditimpa kesulitan dia akan bersabar, maka itu adalah kebaikan baginya.” (HR. Muslim).
Kunci awal dalam menghadapi ujian adalah sikap optimis bahwa pasti mampu menghadapi ujian atau cobaan apa pun. (Foto : Ist)
Editor : Syahrir Rasyid
Artikel Terkait