Maka wajar jika Baginda Rasulullah, para sahabat dan para ulama salaf serta orang-orang shalih yang memahami kedahsyatan bulan suci Ramadhan, senantiasa merasakan kesedihan yang teramat dalam jika berada di penghujung bulan suci Ramadhan.
Dalam kitab Lathaif Al-Ma’arif, Ibnu Rajab Al-Hambali berkata: “Bagaimana bila seorang mukmin tidak meneteskan air mata ketika berpisah dengan Ramadhan, sedangkan ia tidak tahu apakah masih ada sisa umurnya untuk berjumpa lagi?
Hati orang-orang yang bertakwa mencintai bulan ini, dan bersedih karena pedihnya berpisah dengannya wahai bulan Ramadhan, mendekatlah, berderai air mata para pencintamu, terpecah hati mereka karena perihnya berpisah denganmu.
Semoga perpisahan ini mampu memadamkan api kerinduan yang membakar, semoga masa bertaubat dan berhenti berbuat dosa mampu memperbaiki puasa yang ada bocornya, semoga yang terputus dari rombongan orang yang diterima amalnya dapat menyusul.
Semoga tawanan dosa-dosa bisa terlepaskan. Semoga orang yang seharusnya masuk neraka bisa terbebaskan. Dan semoga rahmat Allah bagi pelaku maksiat akan menjadi hidayah taufik.”
Bagi seluruh umat Islam yang merasakan manisnya iman, nikmat dan indahnya ibadah di bulan suci Ramadhan, tentu akan merasakan kesedihan yang sama saat berpisah dengan bulan Ramadhan. Mereka akan merindukan kembalinya bulan yang penuh berkah dan maghfirah.
Oleh karenanya, para ulama salaf senantiasa berdo’a kepada Allah selama 6 bulan sebelum Ramadhan datang agar mereka disampaikan usianya pada bulan suci Ramadhan. Kemudian mereka berdo’a selama 6 bulan berikutnya, agar Allah menerima seluruh amal mereka yang dilaksanakan selama bulan suci Ramadhan.
Begitulah kiranya sikap orang-orang beriman yang penuh kesungguhan untuk tetap mendulang pahala hingga akhir Ramadhan. Rasa penuh harap dan sedih pun ada di hati orang-orang beriman ketika Ramadhan segera berakhir.
Jangan sia-siakan waktu yang tersisa di penghujung Ramadhan ini. Isilah siang dan malamnya dengan berbagai amal shalih. Semoga Allah memberikan anugerah lailatul qadr kepada kita, dan dijadikan-Nya kita sebagai pemenang dengan meraih predikat takwa. (*)
Rasa penuh harap dan sedih pun ada di hati orang-orang beriman ketika Ramadhan segera berakhir. (Foto: Ist)
Wallahu a’lam bish-shawab.
Editor : Syahrir Rasyid
Artikel Terkait