HIKMAH JUMAT : Tiga Tokoh Teladan dalam Ibadah Kurban

Penulis : Dr. Abidin, S.T., M.Si.
Idul Adha sudah di depan mata. Hari raya ini dikenal pula dengan sebutan Idul Kurban atau hari berkurban. (Foto: Ist)

Selanjutnya sebagai seorang ayah, bagi Nabi Ibrahim A.S. seorang anak bukanlah sekedar orang yang akan mewarisi harta dan kekayaan orang tuanya. Namun seorang anak haruslah menjadi pewaris agama dan keimanan orang tuanya.

Sudahkah kita mempersiapkan anak-anak kita menjadi generasi yang shalih? Kita boleh bangga dengan prestasi, pendidikan, harta dan jabatan anak-anak kita. Namun kita harus memastikan bahwa anak-anak kita paham dan mengamalkan ajaran Islam secara konsisten dan konsekuen.

Sementara itu, Ismail A.S. adalah sosok pemuda yang begitu yakin dengan perintah Allah SWT dan taat kepada orang tuanya. Sungguh potret pemuda yang langka di masa kini. Ismail A.S. rela mengorbankan dirinya demi keimanan yang tertanam kuat di dalam hatinya.

Potret ini berbanding terbalik dengan kondisi sebagian besar pemuda saat ini. Kita melihat saat ini banyak pemuda yang rela mengorbankan diri, keluarga, bangsa, dan agamanya demi narkoba, seks bebas dan hal-hal negatif lainnya. Naudzubillahi min dzalik.

Ismail A.S. adalah seorang anak yang sangat patuh dan hormat kepada orang tuanya. Sikap ini adalah buah didikan dari seorang ibu yang pasti hebat. Ibu adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya, tempat anak-anak mendapatkan pendidikan pertamanya. 

Ibu yang hebat itu bernama Siti Hajar. Beliau adalah potret seorang ibu sekaligus istri yang luar biasa. Sebagai seorang istri, beliau sadar bahwa tugasnya adalah membantu suaminya dalam menjalankan ketaatannya kepada Allah SWT, bukan menjauhkan suami dari agamanya.

Apabila Nabi Ibrahim A.S. rela menyembelih anaknya karena Allah, maka Siti Hajar pun rela memberikan anak yang dilahirkan, disusui, dan dibesarkannya untuk Allah SWT. Sebagai ibu, hancur hati Siti Hajar, namun beliau sadar bahwa anak adalah titipan Allah, maka ketika Allah memintanya untuk disembelih oleh sang suami, dia pun harus rela memberikannya.

Siti Hajar adalah potret istri yang shalihah, perhiasan terbaik di dunia ini. Sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Imam Ahmad, dan An-Nas’i yang artinya: “Dunia seluruhnya adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah istri yang shalihah.”

Itulah tiga tokoh teladan dalam ibadah kurban. Nabi Ibrahim A.S. rela menyembelih anaknya karena Allah. Siti Hajar rela mengorbankan anaknya untuk mengikuti perintah Allah. Ismail rela menjadi korban demi menjalankan perintah Allah. Lantas, apa yang sudah kita lakukan dan korbankan untuk menegakkan agama Allah? (*)


Definisi asal dari kata kurban adalah setiap bentuk ketaatan yang dilakukan dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah SWT. (Foto: Ist)

Wallahu a’lam bish-shawab.

          

 

 

 

 

Editor : Syahrir Rasyid

Sebelumnya

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network