Bachtiar Adnan Kusuma, Tak Letih Menyulam Kata Menjelma Jadi Buku

Penulis : Herman Lilo, Aktivis dan Peneliti
Bachtiar Adnan Kusuma. (Foto: Dok Pribadi)

Penulis : Herman Lilo, Aktivis dan Peneliti

YAH, MENULIS dalam sunyi, tanpa hingar bingar populeritas. Jauh dari bisingnya pujian, beliau tak letih menyulam kata, menata kalimat menjelma sebuah buku yang ratusan jumlahnya.

Bachtiar Adnan Kusuma, akrab disapa BAK sesuai akronim namanya. Saya mengenalnya di kampus Merah Universitas Hasanuddin sebagai senior saya di jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial Politik. Namun saya akrab memanggilnya Bang BAK, mengikuti tradisi di Korps Ilmu Komunikasi dimana senior disapa “Abang”."

Pada awal akrab dengan Bang BAK, terasa saya disesaki dengan jutaan referensi. Berbincang dengannya ibarat kita berada dalam ruang perpustakaan. Bahasanya sangat referensial, sarat kutipan bermakna. Dan kesimpulan saya adalah Bang BAK adalah pegiat buku dan pembaca yang tekun.

Saat kami dari Mahasiswa Ilmu Komunikasi berpraktek memproduksi film untuk sebuah matakuliah, sering saya ngobrol di sela-sela syuting dengan Bang BAK.

Cerita panjang dilakoninya sebagai penulis lepas di Majalah Panjimas, Amanah, Kartini, Estafet, Tabloid Jumat sejak SMA sampai kuliah di Unhas. Terbayang bagaimana senangnya ketika mendapatkan honor menulis untuk membeli buku, pakaian dan membayar SPP.

Pada hari ini bang BAK memimpin berbagai organisasi di pusat dan daerah sebagai Sekretaris Jenderal di Perkumpulan Penulis Profesional Indonesia Pusat (2017-2022), adalah hal yang wajar baginya. Jalan sutera baginya sebagai penulis dan tergabung di Rumah Penulis Indonesia, sudah dilakoninya sejak lama.

Bang BAK dalam pengakuannya terinspirasi oleh ungkapan Napoleon Hill ”Bukan tulisan pada nisan Anda, tapi catatan perbuatan Andalah yang bisa mengabadikan nama Anda setelah Anda meninggal”, inilah yang memberikan inspirasi awal, mengapa beliau memilih profesi menulis buku dalam kesunyian.

Yah, menulis dalam sunyi, tanpa hingar bingar populeritas. Jauh dari bisingnya pujian, beliau tak letih menyulam kata, menata kalimat menjelma sebuah buku yang ratusan jumlahnya.

Dalam sunyi terdengar pesan sang mahaguru K.H.Abdurrahman Arroisi seperti denting harpa, “Aku ingin meletakkan artefak-artefak sejarah dalam hidup ini, ya minimal menggoreskan sebaik karya. takkan engkau dikenang sejarah jika engkau tak menulis, maka menulislah dan buatlah sejarah”.

Tak sekadar Penulis Buku Biografi Tokoh Nasional dan Daerah

Menulis profil atau tokoh menjadi style utama buku karyanya. Alasannya simple dengan menulis biografi orang-orang sukses, dirinya dapat belajar dan menggali kisah-kisah sukses dari sang tokoh yang ia tulis.

Pada awalnya tokoh-tokoh itu ditulis untuk dimuat majalah dan koran harian. Namun dari sanalah BAK membangun relasi sosial dan peluang bisnis perbukuan yang bernilai profit.

Kolaborasinya dengan penulis Alif we Onggang, Achmad TR, Aprial Hasfah, melahirkan buku “Tentang Sejumlah Orang-Orang Sulsel” pada 1995 dan diluncurkan di Hotel Cempaka Putih, Jakarta Pusat dihadiri Menteri Penerangan Letjen TNI Purn. Muhammad Yunus Yospiah.

Buku tersebut merupakan kumpulan tulisannya dari berbagai media antara lain Panjimas, Amanah, Estafet dan Tabloid Jumat dibukukan kurang lebih 200 orang tokoh.

Dan BAK sendiri telah melahirkan buku yang merangkum tokoh Sulsel yang sukses di Nusantara.


Bachtiar Adnan Kusuma meraih sejumlah penghargaan sebagai pembuktian kesuksesan. (Foto: Dok Pribadi)
 


Editor : Syahrir Rasyid

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 3

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network