JAKARTA, iNewsSerpong.id - Bulan Muharram merupakan satu dari empat bulan mulia yang memiliki banyak keutamaan bagi umat Islam. Bulan Muharram juga menjadi ladang pahala karena amalan ibadah di bulan ini dilipatgandakan pahalanya. Sebaliknya, perbuatan maksiat dilipatgandakan dosanya.
Sesuai kalender nasional, Tahun Baru Islam 1 Muharram 1446 H jatuh bertepatan pada hari Mingguu, 7 Juli 2024. Peringatan Tahun Baru Islam 1446 H tersebut juga dijadikan sebagai Hari Libur Nasional.
Dilansir dari Buku Muharram Bukan Bulan Hijrahnya Nabi karya Imam Zarkasih, Bulan Muharram dijadikan awal bulan hijriah berdasarkan konsensus Khalifah Umar bin Khattab yang direkomendasikan Utsman bin Affan.
Bulan Muharram dipilih sebagai awal kalender Islam karena awal hijrahnya Nabi SAW terjadi sejak Bulan Muharram ketika para sahabat membaiat Nabi SAW. Dipilihnya Bulan Muharram sebagai awal tahun hijriah juga karena banyak keutamaan dan peristiwa penting para nabi yang terjadi di bulan mulia itu.
Berikut ini diulas keutamaan-keutamaan Bulan Muharram bagi umat Islam.
10 Keutamaan Bulan Muharram
1. Bulan yang Dimuliakan Allah
Keutamaan Bulan Muharram pertama disebut sebagai bulan haram atau mulia oleh Allah SWT. Hal itu ditegaskan dalam Al Quran, surat At taubah ayat 36.
إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ
Artinya: Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus..” (QS. At-Taubah: 36).
Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan, yang dimaksud empat bulan haram adalah bulan Dzul Qa’dah, Dzulhijjah, Muharram (tiga bulan ini berurutan), dan Rajab. Pada bulan-bulan ini, masyarakat Arab dilarang berperang karena disucikannya keempat bulan tersebut. Oleh karena itu, ia juga dinamakan Syahrullah Asham, yang artinya Bulan Allah yang Sunyi karena larangan berperang itu.
Keutamaan Bulan Muharram juga disebutkan dalam hadits Nabi SAW yang diriwayatkan Abu Bakrah radhiallahu‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
الزَّمَانُ قَدِ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ ، السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا ، مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ، ثَلاَثَةٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ ، وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِى بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ
Artinya: Sesungguhnya zaman berputar sebagai mana ketika Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun ada dua belas bulan. Di antaranya ada empat bulan haram (suci), tiga bulan berurutan: Dzul Qo’dah, Dzulhijjah, dan Muharram, kemudian bulan Rajab suku Mudhar, antara Jumadi Tsani dan Sya’ban.” (HR. Al Bukhari dan Muslim).
2. Bulan Muharram Disebut Syahrullah
Keutamaan Bulan Muharram selanjutnya adalah Bulan Allah atau Syahrullah. Az Zamakhsyari menjelaskan, "Bulan Muharram disebut syahrullah (bulan Allah), disandarkan pada lafadz jalalah 'Allah' untuk menunjukkan mulia dan agungnya bulan ini. Sebagaimana kita menyebut 'Baitullah' (rumah Allah) atau 'Ahlullah' (keluarga Allah) ketika menyebut Quraisy. Penyandaran yang khusus di sini dan tidak kita temui pada bulan-bulan lainnya, ini menunjukkan adanya keutamaan pada bulan ini."
Sedangkan Al Hafizh Abul Fadhl Al ’Iraqiy menjelaskan, Muharram disebut syahrullah karena pada bulan ini diharamkan pembunuhan dan ia merupakan bulan pertama dalam setahun.
3. Bulan Terbaik setelah Ramadhan untuk Berpuasa
Keutamaan Bulan Muharram selanjutnya yakni bulan terbaik setelah Ramadhan untuk berpuasa. Jumhur ulama telah mengelompokkan puasa di Bulan Muharram dalam golongan puasa sunnah.
Dari Abu Hurairah radhiallahu‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
أفضل الصيام بعد رمضان شهر الله المحرم
Artinya: Sebaik-baik puasa setelah Ramadlan adalah puasa di bulan Allah, bulan Muharram.” (HR. Muslim).
Dalam Syarah Shahih Muslim, Imam An Nawawi menyebutkan bahwa, “Hadits ini menunjukkan bahwa Muharram adalah bulan yang paling mulia untuk melaksanakan puasa sunnah".
Editor : Syahrir Rasyid
Artikel Terkait