Bachtiar mengutip pernyataan Widaryanto bahwa hanya sekitar 0,125% dosen di 45 Perguruan Tinggi Negeri dan 1.400 PTS di Indonesia yang aktif menulis artikel untuk surat kabar, jurnal, dan buku.
Hal ini menunjukkan adanya masalah serius dalam minat baca dan budaya menulis di kalangan akademisi. Ia menekankan bahwa minat baca yang tinggi dapat menciptakan ekosistem bagi penulis agar tumbuh dan berkembang.
Dalam analisisnya, Bachtiar mencatat rendahnya minat baca juga dipengaruhi oleh perilaku anak-anak yang lebih tertarik bermain game dan menonton daripada membaca, dengan rata-rata waktu bermain mencapai 30-35 jam per minggu.
Ia menekankan bahwa perpustakaan seharusnya menjadi "maha gudang" ilmu, tetapi sekarang kondisinya seringkali tidak mencerminkan potensi tersebut.
Bachtiar menyoroti bahwa meskipun Indonesia memiliki pengguna media sosial yang aktif, terutama di platform seperti Twitter dan Facebook, tingkat membaca dan menulis masih rendah jelas terlihat.
Hal ini ditemukan dari studi yang menunjukkan bahwa Indonesia menduduki peringkat tinggi dalam aktivitas media sosial namun kurang dalam budaya literasi. (*)
Foto bersama usai Bachtiar Adnan Kusuma menyampaikan Orasi Ilmiah. (Foto: Ist)
Editor : Syahrir Rasyid
Artikel Terkait