Berdasarkan laporan keuangan per September 2023, Sritex memiliki utang total sekitar Rp24,3 triliun, yang terdiri dari utang jangka panjang, utang jangka pendek, serta sebagian besar berasal dari utang bank dan obligasi.
Dalam keterangan resmi, Sritex mengungkapkan beberapa faktor penyebab penurunan penjualan di industri tekstil. Pertama, kondisi geopolitik, seperti perang Rusia-Ukraina dan konflik Israel-Palestina, telah menyebabkan gangguan pada rantai pasokan dan penurunan ekspor akibat pergeseran prioritas masyarakat di Eropa dan Amerika Serikat.
Kedua, banjir produk tekstil dari China juga berkontribusi pada lesunya industri, menyebabkan dumping harga yang membuat produk-produk lebih murah masuk ke negara-negara dengan aturan impor yang longgar, termasuk Indonesia. (*)
Editor : Syahrir Rasyid
Artikel Terkait