Langkah-langkah Mi’raj Orang Beriman
Terdapat langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh orang beriman agar dapat melakukan mi’raj. Langkah-langkah tersebut di antaranya:
1. Shalat: Perjalanan Harian Menuju Allah
Nabi Muhammad SAW bersabda: "Shalat adalah mi’rajnya orang-orang beriman."
(HR. Al-Baihaqi). Ketika seorang mukmin melaksanakan shalat dengan khusyuk, ia sedang berada dalam perjalanan menuju Allah Ta’ala. Shalat menjadi momen intim antara seorang hamba dengan Allah Ta’ala sebagai Tuhannya.
2. Taubat: Pintu Mi’raj Rohani
Taubat yang tulus membuka pintu bagi seorang mukmin untuk mendekatkan diri kepada Allah. Baginda Rasulullah SAW bersabda: "Setiap anak Adam adalah pendosa, dan sebaik-baik pendosa adalah mereka yang bertaubat." (HR. At-Tirmidzi).
3. Dzikir dan Tilawah Al-Qur'an
Dzikir dan membaca Al-Qur'an adalah cara lain untuk mengangkat jiwa kita kepada AllahTa’ala. Allah Ta’ala berfirman: "Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah mereka yang apabila disebut nama Allah, gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, bertambah-lah iman mereka (karena-Nya), dan hanya kepada Tuhan mereka bertawakal." (QS. Al-Anfal [8]: 2).
4. Menghindari Perbuatan Dosa
Mi’raj orang beriman juga berarti menjauhi segala perbuatan yang dilarang oleh Allah Ta’ala. Baginda Rasulullah SAW mengingatkan: "Seorang pezina tidak akan berzina dalam keadaania beriman, seorang pencuri tidak akan mencuri dalam keadaan ia beriman, dan seorangpeminum khamr tidak akan meminumnya dalam keadaan ia beriman." (HR. Bukhari dan Muslim).
5. Menuntut Ilmu
Ilmu yang bermanfaat adalah salah satu cara untuk mendekatkan diri kepada Allah. Rasulullah SAW bersabda: "Barang siapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga." (HR. Muslim).
Kisah Inspiratif dari Mi’rajnya Umar bin Khattab RA.
Salah satu contoh mi’raj rohani yang menginspirasi adalah perjalanan hidup Umar bin KhattabRA sebelum dan sesudah memeluk Islam. Sebelum masuk Islam, Umar dikenal sebagai seseorang yang keras dan menentang dakwah Baginda Rasulullah SAW.
Namun, setelah hatinya terbuka oleh ayat Al-Qur'an (QS. Thaha [20]: 1-8), Umar pun menjadi salah satu sahabat yang paling berpengaruh dalam Islam. Umar menunjukkan bahwa mi’rajrohani dapat terjadi ketika hati seseorang terbuka terhadap kebenaran. Ia menjadi pemimpin yang adil dan selalu mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala dalam setiap keputusannya.
Shalat menjadi momen intim antara seorang hamba dengan Allah Ta’ala sebagai Tuhannya. (Foto: Ist)
Editor : Syahrir Rasyid
Artikel Terkait