Filosofi di Balik Ketupat
Ketupat berasal dari kata "kupat," yang merupakan singkatan dalam bahasa Jawa ‘ngaku lepat’, berarti mengakui kesalahan. Makna dari ketupat adalah sebaiknya kita mengakui kesalahan (ngaku lepat) kepada orang lain sebelum menunggu permintaan maaf dari mereka.
Selain itu, ada makna tersendiri dalam bungkus ketupat yang biasa disebut janur. Janur diartikan sebagai jatining nur, yang berarti hati nurani, sehingga difilosofikan sebagai nafsu duniawi.
Memasukkan beras ke dalam janur dianggap sebagai cara membungkus nafsu duniawi dengan hati nurani.
Bentuk ketupat juga memiliki filosofi "kiblat papat limo pancer." Keempat sudut (papat) melambangkan mata angin, sementara pancer dianggap sebagai representasi arah kiblat.
Secara keseluruhan, ini berarti bahwa ke mana pun manusia pergi, mereka tidak boleh melupakan pancer atau meninggalkan shalat. (*)
Editor : Syahrir Rasyid
Artikel Terkait