JAKARTA, iNewsSerpong.id -- Kasus perselingkuhan Ridwan Kamil (RK) dan Lisa Mariana semakin memanas, terutama setelah sang wanita melakukan jumpa pers. Namun pakar, mikro ekspresi meragukan pernyataan Lisa Mariana.
Sebelumnya, akun Instagram RK sempat diretas setelah mantan Gubernur Jawa Barat itu diduga memiliki hubungan terlarang dengan model Lisa Mariana, yang berujung pada kelahiran seorang anak.
Dalam konferensi pers, Lisa Mariana membongkar hubungan yang diduga dimilikinya dengan RK dan mengungkapkan bahwa dia memiliki seorang putri.
Diminta Gugurkan Anak
Dia juga mengaku diminta untuk mengugurkan anaknya, tetapi menolak permintaan tersebut.
Namun, benarkah apa yang disampaikan Lisa Mariana? Kirdi Putra, pakar mikro ekspresi, menilai bahwa Lisa seolah-olah menutupi banyak aspek dari pernyataannya.
Ia menduga kasus ini sengaja dibuat untuk mengalihkan perhatian dari kasus lain yang melibatkan RK.
Menurut Kirdi, saat menceritakan pengalamannya, Lisa menunjukkan beberapa ekspresi yang berbeda, seperti ingin menangis ketika berbicara tentang permintaan menggugurkan anaknya, serta saat menyebutkan diberi sejumlah uang.
"Di awal konferensi, terlihat bahwa ada senyum lepas, kemudian tertawa, lalu berubah serius, dan seakan-akan mau menangis, bersama dengan ekspresi-emosi lainnya," ujar Kirdi.
Perubahan Ekspresi yang Cepat
"Nah yang perlu kita perhatikan di sini bukan hanya ekspresi yang ditampilkan Lisa Mariana, tetapi konteksnya. Perubahan ekspresi yang cepat ini menunjukkan perubahan emosi yang cepat," tambahnya.
Kirdi menjelaskan bahwa jika seseorang merasa dizalimi, ekspresi dasarnya cenderung marah. Emosi seperti marah, sedih, takut, dan bingung adalah emosi yang kuat dan tidak mungkin hilang dalam sekejap.
"Jadi, cepatnya perubahan dari tertawa menjadi serius dan menangis itu sulit terjadi, kecuali tidak ada emosi kuat yang mendasarinya," ujarnya.
Kirdi juga menunjukkan bahwa kasus ini muncul di tengah permasalahan lain yang sedang dihadapi RK, yang lebih berkaitan dengan kepentingan masyarakat luas.
"Menurut saya, kedua kasus ini bisa jadi bukan peristiwa yang kebetulan muncul. Bisa jadi ini adalah peristiwa yang memang sengaja dibuat oleh pihak-pihak yang memiliki kepentingan tertentu," tutup Kirdi. (*)
Editor : Syahrir Rasyid
Artikel Terkait