
JAKARTA, iNewsSerpong.id -- Akhir bulan ini, Forum Komunitas Driver Online Indonesia (FKDOI) bersama Koalisi Ojol Nasional (KON) akan menggelar demo besar-besaran.
Aksi unjuk rasa ini dilakukan untuk memprotes layanan 'Grab Hemat' yang dituduh merugikan mitra driver.
“FKDOI saat ini sudah berkolaborasi dengan KON untuk mengkaji kemungkinan menggelar aksi serupa,” ujar Ketua FKDOI Rahman di Jakarta pada Senin (21/04/2025).
Mitra Grab Dirugikan
Ia menjelaskan bahwa, berdasarkan informasi dari rekan-rekan mitra Grab, banyak yang merasa dirugikan.
Ini disebabkan adanya potongan tambahan setelah mereka menyelesaikan sejumlah order, di luar potongan komisi standar sebesar 20 persen.
Ketua Presidium Koalisi Ojol Nasional, Andi Kristiyanto, menjelaskan bahwa program layanan Grab Hemat ini diimplementasikan dengan skema berbayar, di mana nominal potongan bervariasi.
Misalnya, untuk 1-2 trip terdapat potongan Rp3.000, 3-4 trip potongan Rp8.500, 5-6 trip potongan Rp13.600, 7-9 trip potongan Rp18.000, dan untuk 10 trip ke atas potongan mencapai Rp20.000.
"Ini dibayarkan menurut akumulasi jumlah order yang didapat oleh para driver per hari, di luar potongan 15 persen + 5 persen yang telah ditetapkan oleh Kemenhub dalam KP 1001 tahun 2022," jelas Andi.
Ia menambahkan bahwa potongan tersebut terdiri dari 15 persen untuk biaya tidak langsung berupa biaya sewa penggunaan aplikasi dan 5 persen untuk dukungan kesejahteraan bagi mitra driver.
Perlawanan Nyata Terhadap Eksploitasi
Andi menegaskan bahwa ramainya aksi unjuk rasa menolak program Layanan Grab Hemat di berbagai daerah di Indonesia, khususnya oleh mitra pengemudi Grab, merupakan bentuk perlawanan nyata terhadap eksploitasi.
"Melalui KON, kami berpandangan bahwa mitra pengemudi ojek online harus terus bersuara dan menyerukan penghapusan program layanan Grab Hemat ini. Kami khawatir program yang merugikan mitra pengemudi ini bisa dijadikan inspirasi oleh aplikator lain di masa mendatang," ucapnya.
Sementara itu, demonstrasi para mitra pengemudi terhadap Grab telah terjadi di berbagai kota, seperti di Cirebon, Jawa Barat; Semarang, Jawa Tengah; Kupang, Nusa Tenggara Timur; dan Mataram, Nusa Tenggara Barat.
Para mitra memprotes dan menuntut penghapusan layanan Grab Hemat yang dianggap mengurangi pendapatan mereka. (*)
Editor : Syahrir Rasyid
Artikel Terkait