JAKARTA, iNewsSerpong.id - Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati memprediksi kuota solar subsidi yang ditetapkan dalam APBN 2022 sebesar 14,09 juta kilo liter (KL) jebol.
Nicke Widyawati menjelaskan pemulihan makro ekonomi dalam negeri berdampak pada aktivitas dan mobilitas pelaku bisnis, sehingga mendorong kenaikan permintaan BBM, khususnya solar.
"Kalau kita liat targetnya itu 14,09 juta KL, tapi kita prediksi akan naik ke 16 juta KL. jadi sampai akhir tahun (2022) ada peningkatan 14% kuotanya," ungkap Nicke saat RDP bersama Komisi VI DPR RI, dikutip Selasa (29/3/2022).
Persoalannya, perkiraan konsumsi solar berbanding terbalik dengan distribusinya. Nicke mencatat subsidi solar pada tahun ini menurun 5% bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Sementara permintaan mencapai 10%. Kondisi ini menyebabkan terjadinya gap antara permintaan dan penawaran.
"Gap ini yang sebabkan terjadinya masalah di suplai, demand naik 10%, tapi sisi suplai kuota turun 5%. Oleh karena itu mungkin kami pun mohon dukungan jika memang solar subsidi ini adalah bisa meningkatkan lagi pertumbuhan ekonomi, maka kuotanya mungkin perlu disesuaikan agar sesuai kebutuhan," ungkap dia.
Nicke pun mengungkapkan penyebab kelangkaan solar di sejumlah daerah. Hal ini berkaitan dengan permintaan solar yang naik, sementara kuota solar diturunkan pada tahun ini.
Tak hanya itu, disparitas harga solar subsidi dan solar non subsidi pun semakin jauh atau mencapai Rp7.800 per liter. Hal ini menyebabkan adanya peralihan konsumsi dari solar non subsidi ke solar subsidi. Kondisi ini mengharuskan Pertamina melakukan monitoring dan pengendalian.
"Kami lakukan pengendalian dan monitoring di lapangan agar sesuai untuk yang diperuntukkan," tutup Nicky.(*)
Editor : A.R Bacho
Artikel Terkait