Berdasarkan hadits di atas, Baginda Rasulullah SAW menegaskan bahwa keserakahan manusia tidak akan pernah berhenti, kecuali setelah dia meninggal. Keserakahan itu sangat berbahaya, ia bisa merusak integritas dan keimanan seseorang.
Perhatikan sabda Baginda Rasulullah SAW yang artinya: "Tidaklah dua serigala lapar yang dilepaskan ke dalam kumpulan kambing lebih merusak daripada keserakahan seseorang terhadap harta dan kedudukan terhadap agamanya." (HR. At-Tirmidzi).
Begitulah jika keserakahan telah mengalahkan hati nurani seorang manusia. Dia bisa lebih buas daripada dua ekor serigala yang lapar. Sungguh sangat mengerikan, karena manusia yang serakah tidak akan pernah puas hingga ajal datang untuk mengakhiri semuanya.
Kita harus ingat, bahwa keserakahan bukanlah tanda keberhasilan. Keserakahan merupakan gejala kegagalan spiritual seseorang. Orang yang serakah tidak pernah puas, selalu gelisah, dan jauh dari ketenangan.
Tidak perlu flexing untuk mendapatkan apresiasi dan rekognisi dari orang lain. Harta bukan untuk dipamerkan dan ditumpuk-tumpuk, tetapi harta itu untuk dimanfaatkan dan dibagikan. Karena sejatinya, ukuran kekayaan seseorang itu bukanlah dari banyaknya harta yang dimilikinya.
Mari kita renungkan sabda Baginda Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim berikut ini: "Kekayaan bukanlah banyaknya harta, tetapi kekayaan adalah kekayaan jiwa." Semoga kita dijauhkan dari sifat serakah dan diberi hati yang lapang, penuh syukur, dan cinta kepada kebaikan.
Kita do’akan semoga saja dengan adanya demonstrasi yang diwarnai dengan tindakan anarkis serta jatuhnya korban jiwa beberapa hari yang lalu, para pejabat, pemimpin dan pengusaha negeri kita ini segera sadar dan dapat mengambil pelajaran.
Demikian pula untuk seluruh rakyatnya, semoga semakin cerdas dalam memilih pemimpin dan wakilnya di parlemen. Jadilah rakyat yang tidak mau ditunggangi oleh siapa pun, jadilah rakyat yang merdeka dan tidak terjebak oleh pragmatisme serta kepentingan politik sesaat siapa pun. (*)
Kita harus ingat, keserakahan bukanlah tanda keberhasilan. Keserakahan merupakan gejala kegagalan spiritual seseorang. (Foto: Ist)
Wallahu a’lam bish-shawab.
Editor : Syahrir Rasyid
Artikel Terkait
