HIKMAH JUMAT : Hidup Adalah Perlombaan

Penulis : Dr. Abidin, S.T., M.Si.
Hidup yang kita jalani di dunia bukanlah sekadar perjalanan tanpa arah, melainkan sebuah perlombaan menuju kebaikan dan keridhaan Allah. (Foto: Ist)

Perlu diketahui bahwa perlombaan dalam Islam tidak bersifat duniawi semata, melainkan perlombaan pada level spiritual untuk meraih kebahagiaan yang hakiki. Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan dalam banyak ayat agar manusia bergegas untuk melakukan amal shalih.

Salah satunya firman Allah Subhanahu wa Ta’ala yang artinya: “Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.” (QS. Ali Imran [3]: 133)

Ayat ini menekankan pentingnya segera beramal, karena kesempatan tidak datang dua kali. Waktu yang berlalu tak akan kembali, dan perlombaan ini terus berjalan hingga ajal menjemput. Ingat firman Allah pada surat yang lain yang artinya:

“Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak dapat (pula) memajukannya.” (QS. Al-A’raf [7]: 34)

Sayangnya, dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dikatakan bahwa sebagian besar dari manusia terlena dengan waktu atau kesempatan yang telah Allah berikan. Mereka senang mengulur-ulur waktu dan menunda-nunda untuk bersegera melakukan kebaikan.

Tidak semua peserta lomba dapat mencapai garis finish. Ada yang terjatuh, ada yang menyerah, ada pula yang justru berlari ke arah yang salah. Begitu juga dalam hidup ini, Al-Qur’an membagi manusia ke dalam beberapa kelompok.

Pertama adalah kelompok orang yang mendahului dalam kebaikan (as-sabiqun bil khairat). Mereka adalah orang-orang yang senantiasa bersegera dalam ketaatan dan meninggalkan larangan. Sebagaimana firman Allah: “Dan orang-orang yang bersegera menuju (kebaikan) itulah orang-orang yang dekat (kepada Allah).” (QS. Al-Waqi‘ah [56]: 10-11)

Kelompok kedua adalah orang yang pertengahan, yakni orang yang terkadang taat, terkadang lalai. Mereka masih berada di jalur perlombaan, tetapi tidak optimal. Sementara itu, kelompok yang ketiga adalah orang yang tertinggal.

Orang yang tertinggal adalah orang yang hanya mengejar dunia, lupa akhirat, hingga akhirnya terperosok dalam kerugian. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:“Sesungguhnya rugilah orang-orang yang mendustakan pertemuan dengan Allah.” (QS. Al-An‘am [6]: 31)

Salah satu kisah yang menggambarkan semangat berlomba menuju kebenaran adalah perjalanan Salman Al-Farisi Radhiyallahu ‘Anhu. Salman berasal dari keluarga Majusi di Persia. Ia meninggalkan kenyamanan rumahnya untuk mencari kebenaran.


Juara sejati dalam perlombaan hidup adalah mereka yang mempersiapkan diri untuk kehidupan setelah kematian, bukan mereka yang terlena dengan angan-angan kosong. (Foto: Ist)
 


Editor : Syahrir Rasyid

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 3

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network