HIKMAH JUMAT : Ketika Hati Mulai Asing

Penulis : Dr. Abidin, S.T., M.Si.
Terlalu sibuk dengan urusan dunia. Kesibukan yang tak diimbangi dengan zikir membuat hati kering. (Foto: Ist)

Selanjutnya adalah kurang muhasabah diri. Tanpa muhasabah atau introspeksi diri, kita mudah terjebak dalam rutinitas tanpa makna. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman yang artiya:“Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, maka Allah jadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri.” (QS. Al-Hasyr [59]: 19)

Lupa kepada Allah berarti lupa pada arah hidup. Ketika hati tak lagi bertanya, “Apakah Allah ridha?”, maka ia sedang kehilangan arah.

Yang terakhir adalah banyak dosa yang dibiarkan. Setiap dosa meninggalkan noda di hati. Dosa kecil yang diulang tanpa penyesalan nodanya bisa menutup hati dari cahaya hidayah.

Nabi Muhammad SAW bersabda: “Jika seorang hamba melakukan dosa, timbullah titik hitam di hatinya. Jika ia bertaubat, hatinya bersih. Jika ia terus berbuat dosa, titik itu menutupi hatinya.” (HR. Tirmidzi)

Menghidupkan Kembali Hati yang Asing

Untuk menghidupkan kembali hati yang asing dapat dilakukan dengan cara memperbanyak dzikir dan istighfar. Dzikir bukan hanya ucapan di lisan, tapi kesadaran dalam hati bahwa kita selalu diawasi Allah.

Zikir adalah vitamin bagi hati yang lemah. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman yang artinya: “Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenang.”(QS. Ar-Ra’d [13]: 28)

Cara berikutnya adalah berusaha untuk selalu dekat dengan Al-Qur’an. Kita tahu bahwa Al-Qur’an adalah obat bagi hati yang lelah. Bacalah dengan tadabbur. Karena setiap ayat adalah cahaya yang bisa menuntun hati pulang ke jalan Allah.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman yang artinya: “Telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu, penyembuh bagi penyakit yang ada di dada...” (QS. Yunus [10]: 57)

Yang ketiga adalah membangun kepedulian sosial. Menolong orang lain bukan hanya membantu, tapi juga menyembuhkan diri sendiri. Baginda Rasulullah SAW bersabda: “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.” (HR. Ahmad)

Dengan berbagi, hati menjadi lembut dan jauh dari sifat egois. Kadang, satu senyum tulus mampu menyalakan kembali semangat seseorang.

Yang keempat adalah memperkuat silaturahim. Ketika silaturahim dilakukan dengan sungguh-sungguh, bukan sekadar basa-basi, maka silaturahim menjadi ibadah yang menumbuhkan cinta.


Selalu dekat dengan Al-Qur’an. Kita tahu bahwa Al-Qur’an adalah obat bagi hati yang lelah. (Foto: Ist)
 


Editor : Syahrir Rasyid

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 3

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network