Badai Rumah Tangga
Setiap rumah tangga pasti menghadapi ujian, dari tekanan ekonomi, miskomunikasi, perselingkuhan, hingga kecanduan judi online.
Tidak ada pernikahan yang selamanya mulus. Yang membedakan adalah cara setiap pasangan menghadapinya.
Rasulullah SAW bersabda:
“Tidaklah seseorang diberi pemberian yang lebih baik dan lebih luas daripada kesabaran.” (HR. Bukhari-Muslim)
Namun, sabar bukan berarti pasrah. Sabar berarti mengelola emosi, menjaga lisan, dan menahan diri dari tindakan yang memperburuk keadaan.
Islam mengajarkan musyawarah (syura) sebagai jalan penyelesaian ketika konflik muncul. Bila musyawarah buntu, Islam membolehkan melibatkan pihak ketiga yang bijak—baik orang tua maupun konselor pernikahan.
Rumah tangga adalah perjalanan panjang, melelahkan namun penuh pahala. Ketika badai datang, jangan buru-buru menilai pernikahan gagal.
Bisa jadi badai itu hadir bukan untuk menghancurkan kapal, tetapi untuk menguatkan nakhodanya.
Namun, pada saat yang sama, fenomena judi online perlu disikapi secara lebih serius oleh pemerintah, regulator keuangan, dan masyarakat.
Bila tidak, efek domino ekonomi dan sosialnya dapat semakin memperbesar beban negara dan meruntuhkan banyak keluarga Indonesia. (*)
Kantor Pengadilan Agama Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, Banten. (Foto: Ist)
Editor : Syahrir Rasyid
Artikel Terkait
