HIKMAH JUMAT : Renungan dari Musibah di Sumatera

Penulis : Dr. Abidin, S.T., M.Si.
Bencana bisa jadi karena manusia melakukan kerusakan lingkungan, pelanggaran amanah terhadap alam, ketidakadilan, dan perbuatan maksiat. (Foto: Ist)

Penulis : Dr. Abidin, S.T., M.Si. -- Dosen Universitas Buddhi Dharma; Ketua Umum Yayasan Bina Insan Madinah Catalina; Ketua PCM Pagedangan, Tangerang

AKHIR NOVEMBER 2025 yang lalu, musibah besar kembali melanda Pulau Sumatera. Bencana banjir dan tanah longsor yang memicu banjir bandang melanda setidaknya di tiga provinsi yakni Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.

Peristiwa yang secara saintifik dipicu oleh adanya hujan ekstrem akibat siklon Senyar, membuat bangsa Indonesia kembali berduka. Bencana ini seolah-olah mengingatkan kembali akan bencana tsunami dua puluh satu tahun lalu, namun dalam bentuk yang berbeda.

Menurut data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), hingga hari Selasa, 4 Desember 2025 sudah tercatat korban meninggal dunia hingga 807 jiwa. Sementara itu, jumlah korban hilang sebanyak 647 jiwa, terluka 2.600 jiwa, korban terdampak 3,3 juta jiwa dan korban mengungsi sebanyak 643,9 ribu jiwa.

Sungguh jumlah korban yang tidak sedikit, belum lagi jika dihitung dari sisi materi dan biaya untuk penanggulangannya, serta dampak sosialnya. Duhai Allah, ampuni kami yang telah menzalimi diri kami hingga bencana ini datang menegur kami.

Angka-angka tersebut masih sangat mungkin bertambah mengingat proses pencarian dan evakuasi masih terus berlangsung. Kita do’akan semoga para petugas dan relawan di lapangan diberikan kekuatan, kemudahan, kelancaran, dan kesabaran dalam menjalankan tugas mulianya.

Bencana alam, apa pun itu bentuknya, dalam pandangan Islam adalah sebuah musibah yang tidak hanya sekadar tragedi duniawi saja, melainkan juga sebuah panggilan spiritual.

Musibah bisa menjadi tanda-tanda kebesaran Allah, sekaligus pengingat bahwa manusia adalah makhluk lemah, bahwa alam ini diciptakan dan dikuasai oleh Allah, dan bahwa segala sesuatu terjadi atas izin dan ketetapan-Nya.

Dalam Al-Qur'an, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami mewujudkannya. Sesungguhnya hal itu mudah bagi Allah.” (Al-Hadid [57]: 22)

Ayat ini mengingatkan kita bahwa bencana bukan semata kebetulan, melainkan bagian dari ketetapan Allah yang telah tertulis. Ini menunjukkan bahwa Allah Maha Mengatur, apa pun yang terjadi di alam raya adalah bagian dari rencana-Nya.


Dr. Abidin, S.T., M.Si. (Foto : iNewsSerpong)
 


Editor : Syahrir Rasyid

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 3

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network