HIKMAH JUMAT : Hadiah Bagi Penjaga Amanah

Dengan kata lain, di dalam amanah terdapat unsur kejujuran, terpercaya, tidak khianat, tidak menipu, dan tidak bersikap curang. Saking beratnya amanah ini, maka wajarlah jika Bilal bin Rabbah pernah melarikan diri saat mendengar dirinya akan diangkat menjadi Gubernur Yaman oleh Khalifah Umar bin Khatab.
Tidak ada sesuatu yang berat di dalam syariat Islam, selain juga tersedia hadiah yang sangat luar biasa bagi siapa saja yang mampu melakukannya. Demikian juga dengan amanah, maka bagi para penjaga amanah, Allah dan Rasul-Nya telah menyediakan hadiah berupa keistimewaan baginya.
Keistimewaan tersebut di antaranya:
Penjaga amanah terbebas dari sifat munafik.
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, Rasulullah SAW bersabda:
“Empat hal, barang siapa dalam dirinya ada empat hal tersebut, maka dia adalah munafik tulen, dan barang siapa yang ada sebagian dari sifat itu, maka ada sebagian sifat nifak dalam dirinya hingga dia meninggalkannya. Yaitu: jika dipercaya khianat, jika berbicara bohong, jika berjanji ingkar, dan jika berseteru (bermusuhan) dia jahat.”
Penjaga amanah adalah orang yang mampu membuktikan keimanannya.
“Tidak ada iman bagi orang yang tidak amanah, dan tidak ada agama bagi orang yang tidak memegang janji." (HR. Ahmad).
Penjaga amanah memiliki sifat para Nabi dan Rasul.
Dalam banyak ayat, Allah SWT menjelaskan bahwa para Nabi dan Rasul adalah orang-orang yang amanah. Salah satu ayat tersebut adalah dalam Al-Qur’an surat Asy-Syuara ayat 107, Allah SWT menjelaskan tentang Nabi Nuh yang mengatakan kepada umatnya: “Sesungguhnya aku adalah seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu.”
Sayyid Quthub menafsirkan kata amiin (kepercayaan) dengan tidak khianat, tidak menipu, tidak berbuat curang, dan tidak menambah atau mengurangi sedikitpun ajaran yang diperintahkan Allah untuk disampaikan.
Penjaga amanah adalah calon penghuni Surga Firdaus.
Allah SWT berfirman: “Sungguh beruntung orang-orang yang beriman, (yaitu) orang yang khusyu’ dalam shalatnya, dan orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tidak berguna, dan orang yang menunaikan zakat, dan orang yang memelihara kemaluannya, kecuali kepada istri-istri mereka atau hamba sahaya yang mereka miliki; maka sesungguhnya mereka tidak tercela. Tetapi barang siapa mencari di balik itu (zina, dan sebagainya), maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas. Dan (sungguh beruntung) orang yang memelihara amanat-amanat dan janjinya, serta orang yang memelihara shalatnya. Mereka itulah orang yang akan mewarisi, (yakni) yang akan mewarisi (Surga) Firdaus. Mereka kekal di dalamnya.” (QS. Al Mu’minun: 1 – 11)
Wallahu a’lam bish-shawab.
Editor : Syahrir Rasyid