Di Bandara Internasional King Abdul Azis Jeddah atau Bandara Internasional Amir Muhammad bin Abdul Aziz Madinah misalnya, ada konter-konter khusus yang menjual zamzam.Di tempat ini, satu botol ukuran 5 liter zamzam dijual 8,5 Riyal (Rp34.000). Botol sudah dikemas rapi dalam dus sehingga memenuhi standar penerbangan.
Dari pengamatan KORAN SINDO dua bulan terakhir, konten ini selalu ramai didatangi pembeli, termasuk pilot, pramugari dan kru pesawat dari Indonesia, sesaat sebelum mereka terbang. Di luar ini, tentu masih ada puluhan ribu liter lagi zamzam yang keluar dari sumur kuno. Antara lain seperti yang dikonsumsi tiap hari oleh warga Mekkah, Madinah dan Saudi lainnya.
Mengalkulasi debit air zamzam yang sudah dinikmati penduduk bumi sejak kemunculan pertama sejak 4.000 tahun silam hingga detik ini jelas hal sulit. Namun pastinya, zamzam telah memberikan penghidupan bagi jutaan orang dalam lipatan zaman yang tak terbilang.Kualitasnya pun tak pernah berubah. Zamzam tak pernah berbau, berlumut, mengandung jamur, serangga atau zat lainnya. Kandungan mineral alami di zamzam juga terus terjaga. Mineralnya jauh melampaui air desalinasi. Ketika meminumnya, orang pun akan sangat mudah merasakan perbedaannya. Rasa mineral zamzam selalu khas.
Kemurnian zamzam yang selalu terjaga dari awal kemunculan hingga detik inipun telah memantik keinginan sejumlah ahli untuk meneliti. Ini seperti dilakukan Yahya Hamza Koshak, insinyur asal Arab Saudi yang concern pada fenomena air zamzam. Dari penelitian Yahya, terungkap bahwa mencampurkan air zamzam dengan air biasa tak mengurangi sedikitpun keistimewaan kandungannya. Baik tingkat keasaman atau kebasaan (pH) maupun mineralnya tak berubah.
“Secara alamiah, setetes air zamzam bisa dicampur hingga ke 1.000 liter air biasa,” ujar Managing Director Zamazemah Company Hasan Mahmud Abu Al Faraj menjelaskan temuan Yahya kepada tim Media Center Haji Kementerian Agama di Mekkah, Rabu (20/7). Zamazemah adalah perusahaan yang mendapat otoritas untuk pengemasan air zamzam di Arab Saudi. Lokasi perusahaan ini ada di Jalan King Fahd, Mekkah.Penelitian Yahya sebagai ikhtiar membuka tabir misteri zamzam ini telah diterbitkan dalam buku berjudul ‘Zamzam Book’. Bahkan video dokumenternya telah dibuat juga dalam bahasa Indonesia. Selain Yahya, mengutip Egypt Today, penelitian soal zamzam juga pernah dilakukan oleh Abbas Sharaqi, ahli geologi sumber daya air dari African Research Institute.
Editor : Syahrir Rasyid
- Sumatra
- Jawa
- Kalimantan
- Sulawesi
- Papua
- Kepulauan Nusa Tenggara
- Kepulauan Bali
- Kepulauan Maluku