get app
inews
Aa Read Next : Manusia Mahluk Tak Pernah Puas dengan Harta, 4 Dalil Sahih Ini Penegasannya

HIKMAH JUMAT : Salahkah Bila Kita Berkeluh Kesah?

Jum'at, 16 September 2022 | 06:09 WIB
header img
Ketika keluh kesah itu menimbulkan sikap tidak sabar, tidak rela dengan takdir Allah serta menghilangkan rasa syukur kepada-Nya, keluh kesah inilah yang terlarang. (Foto : Ist)

Banyak di antara kita yang akhirnya berkeluh kesah dengan berbagai cara. Ada yang bercerita kepada teman atau keluarga, bahkan ada juga yang berkeluh kesah di sosial media.

Pertanyaannya: Salahkah bila kita berkeluh kesah?

Keluh kesah memang sudah fitrah atau sifat bawaan manusia pada saat manusia diciptakan oleh Allah SWT. Hal ini ditegaskan oleh Allah SWT melalui firman-Nya yang artinya:

“Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir.” (QS. Al-Ma’arij: 19-21).

Menurut Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di dalam tafsir as-Sa’di, beliau menjelaskan bahwa berdasarkan ayat di atas, keluh kesah dan kikir adalah sifat manusia yang esensial. Manusia sering berkeluh kesah jika ditimpa kemiskinan, penyakit, kehilangan, kemalangan, dan musibah lainnya.

Ketika keluh kesah itu menimbulkan sikap tidak sabar, tidak rela dengan takdir Allah serta menghilangkan rasa syukur kepada-Nya, maka keluh kesah yang seperti inilah yang menjadi terlarang.

Jika kita salah dalam berkeluh kesah, maka sejatinya keluh kesah itu melelahkan. Keluh kesah itu tidak dapat menyelesaikan masalah. Sebaliknya, keluh kesah dapat menimbulkan penyakit dan malah menambah masalah.

Oleh karena itu, Islam memberikan panduan kepada kita bagaimana cara yang paling indah dalam berkeluh kesah. Islam mengajarkan kepada kita bagaimana cara yang terbaik jika kita menghadapi berbagai kesulitan hidup.

Pelajaran tentang Nabi Ya’qub adalah salah satu contoh yang Allah berikan dalam Al-Qur’an terkait cara menghadapi musibah. Nabi Ya’qub begitu sedih ketika kehilangan putranya, Yusuf, sehingga membuat putra-putranya yang lain mengira bahwa Nabi Ya’qub akan bertambah sedih dan sakit.

Namun, jawaban dari Nabi Ya’qub sungguh dapat menjadi tauladan bagi setiap muslim dalam menghadapi musibah dan kesulitan hidup. Jawaban beliau diabadikan oleh Allah dalam Al-Qur’an surat Yusuf ayat 86, yang artinya: Dia (Ya’qub) menjawab: “Sesungguhnya hanya kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku.”

Baginda Rasulullah SAW pun berpesan kepada para sahabatnya: “Wahai para sahabatku, tatkala kamu dalam hidup menemui kegalauan, kegagalan, janganlah sekali-kali mengadu kepada orang lain, tetapi mengadulah kepada Allah SWT.” (HR. Bukhari).


Dr. Abidin, S.T., M.Si. (Foto : Dok Pribadi)
 

Editor : Syahrir Rasyid

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut