get app
inews
Aa Text
Read Next : Tingkatkan Reputasi Global, BPOM Targetkan Masuk WHO Listed Authority

Es Teh Indonesia Trending Gegara Penggunaan Gula Berlebih, Begini Respons BPOM

Selasa, 27 September 2022 | 10:50 WIB
header img
Es Teh Indonesia jadi polemik hangat bahkan sempat trending di Twitter gegara penggunaan gula berlebih yang berujung pada somasi. Foto/Ilustrasi/evelynlo/Pixabay

JAKARTA, iNewsSerpong.id - Es Teh Indonesia jadi polemik hangat saat ini di ruang media sosial. Banyak netizen merasa brand yang dipimpin Nagita Slavina tersebut harus mencantumkan izin Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Hal ini karena kandungan gula yang ada di dalam produk es teh kekinian tersebut dinilai netizen gulanya sangatlah tinggi. Karena adanya risiko gangguan kesehatan, penting bagi brand tersebut untuk mencantumkan kandungan gula atau nilai gizi lainnya di kemasan.

Akun media sosial BPOM pun digeruduk netizen. Banyak dari pengguna Twitter yang merasa BPOM harus turun tangan memberikan peringatan kepada Esteh Indonesia agar mencantumkan kandungan gula di kemasan.

"Maaf BPOM, apakah Esteh Indonesia dan industri sejenis wajib mencantumkan informasi Nilai Gizi sesuai Peraturan BPOM 26/2021? Jika iya, di mana label itu seharusnya berada? Jika tidak, apakah akan ada kebijakan ke arah itu, mengingat semakin menjamurnya produk serupa?" tanya akun @Rodri****.

"Brand Esteh Indonesia termasuk yang wajib nyantumin informasi nilai gizi enggak pak BPOM?" tanya @okkywb**.

"Saya coba cek di cekbpom.pom.go.id data mereka (Esteh Indonesia) enggak ada. Apa saya salah keyword atau memang BPOM memang enggak ngurusin ini?" tanya @prastyaga***.

Sadar akun media sosialnya diserbu netizen, akun resmi BPOM pun angkat suara. Dalam keterangan jawaban kepada para netizen itu, BPOM menjelaskan bahwa brand Es Teh Indonesia termasuk dalam kategori Pangan Siap Saji (PSS) yang artinya, BPOM tidak punya wewenang maupun regulasi terkait produk jenis tersebut.

"Produk Esteh Indonesia termasuk dalam kategori Pangan Siap Saji (PSS). Pengawasan terhadap pemberian informasi kandungan gula garam lemak (GGL) serta pesan kesehatan PSS dilakukan oleh Dinkes Provinsi atau Dinkes Kabupaten/Kota," begitu pernyataan BPOM, dikutip MNC Portal, Senin (26/9/2022).

Lantas, BPOM bertanggung jawab atas produk seperti apa?

Editor : Syahrir Rasyid

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut