get app
inews
Aa Read Next : HIKMAH JUMAT : Ketika Hidup Harus Memilih

HIKMAH JUMAT : Kunci Kebahagiaan

Jum'at, 02 Desember 2022 | 04:15 WIB
header img
Kebahagiaan tidak akan pernah datang kepada mereka yang tidak pernah bersyukur. (Foto : Ist)

Penulis : Dr. Abidin, S.T., M.Si. -- Dosen Universitas Buddhi Dharma & Ketua Umum Yayasan Bina Insan Madinah Catalina

BEBERAPA hari lalu, saya menerima pesan singkat dari seorang teman yang berisi tentang kisah penuh hikmah terkait dengan kunci kebahagiaan.

Kisah ini sangat bagus dan layak untuk direnungkan, bahkan bisa jadi koreksi atas sikap kita dalam menerima setiap anugerah dari Allah SWT selama ini.

Berikut adalah kisah penuh hikmah tersebut.

Alkisah ada seorang Raja yang sedang termenung melihat taman di depan istananya. Ia gelisah karena tak pernah merasakan ketenangan dan sulit sekali menemukan kebahagiaan.

Kesehatannya mulai menurun karena ia mulai susah tidur karena banyaknya pikiran yang mengganggu. Padahal selama ini ia tidur di dalam kamar yang mewah dan menggunakan kasur yang empuk serta ditemani permaisuri yang cantik.

Di tengah lamunannya, sang Raja melihat seorang tukang kebun yang sedang bekerja sambil tertawa riang gembira. Setiap hari ia datang dengan senyuman dan pulang dengan keceriaan.

Padahal gajinya sangat pas-pasan dan rumahnya begitu sederhana. Tak pernah tampak kesedihan di wajahnya. Saat dia pulang keluarganya telah menunggu dengan hidangan makanan seadanya dan keluarga kecil ini pun makan dengan bahagia.

Raja pun heran melihat orang ini. Dia memanggil penasihatnya yang bijak dan sang Raja pun bertanya: “Wahai penasihatku, telah lama aku hidup di tengah kegelisahan, padahal aku memiliki segalanya. Tapi ..., aku sungguh heran melihat tukang kebun itu.”

Raja terdiam sejenak, ia mengalihkan pandangannya ke luar dan memandang jauh. Kemudian sang Raja melanjutkan lagi perkataannya:

“Aku tak pernah melihat kesedihan di wajahnya. Kadang-kadang dia tertidur di bawah rindangnya pohon, seperti tak ada beban dalam hidupnya, padahal dia tidak memiliki apa-apa!”

Si penasihat yang bijak tersenyum dan berkata: “Semuanya ditentukan dengan resep 99 Baginda. Bila tukang kebun itu terkena resep ini, maka hidupnya akan gelisah dan dia tidak akan bisa tidur.”

“Apa yang kau maksud dengan resep 99?” tanya Sang Raja.

Penasihat yang bijak itu melanjutkan pembicaraannya: “Begini saja Baginda, besok malam tolong Baginda perintahkan prajurit untuk mengantarkan hadiah kepada tukang kebun itu.

Sediakan satu kotak uang dan tulislah 100 dinar. Namun isi lah kotak itu dengan 99 dinar saja.”

Raja pun menuruti saran dari penasihatnya.


Dr. Abidin, S.T., M.Si. (Foto : Dok Pribadi)

Kesokan harinya, ketika hari mulai gelap, prajurit mengetuk pintu rumah tukang kebun dengan membawa hadiah.

Si tukang kebun membuka pintu rumahnya dan terkejut melihat prajurit membawa kotak hadiah.

“Ini hadiah dari raja untukmu!” kata si prajurit.

“Untukku?” Si tukang kebun seakan tak  percaya dengan apa yang dia terima.

“Ya, untukmu!” kata si prajurit.

“Baiklah, terima kasih kalau begitu. Tolong sampaikan pula terima kasihku kepada Baginda Raja.” jawab si tukang kebun sambil kegirangan melihat kotak dengan tulisan 100 dinar.

Belum pernah ia memiliki uang sebanyak itu. Dia segera membawa masuk kotak itu dan menghitungnya bersama keluarga.

Namun anehnya, jumlah uang di dalam kotak itu hanya 99 dinar.

Dia pun menghitung ulang lagi, ulang lagi... dan lagi, tapi tetap jumlahnya 99 dinar.

Dia yakin, pasti ada 1 dinar yang jatuh. Dia pun mulai mencari-cari di sekitar pintu, tapi tak menemukan apa-apa.

Akhirnya dia mencoba untuk menelusuri sepanjang jalan menuju istana. Semalaman dia mencari tapi tetap tidak menemukan apa-apa.

Matahari mulai terbit, Raja beserta penasihatnya menanti tukang kebun itu.

Tak berapa lama dia datang dengan wajah yang masam dan merengut.

Raja pun kaget dan bertanya pada penasihatnya, “Apa yang terjadi? Tak biasanya dia datang dengan wajah seperti ini!”

Penasihat raja menjawab: “Duhai Baginda Raja, begitulah kehidupan. Kita memiliki banyak hal namun kita sering mencari yang tidak kita miliki.

Si tukang kebun itu telah mendapatkan 99 dinar secara cuma-cuma namun dia sibuk mencari 1 dinar yang hilang.”

“Jadi, munculnya kegelisahan hati karena kita sibuk mencari sesuatu yang tidak kita miliki, sementara kita tidak pernah mensyukuri 99 anugerah yang sudah kita miliki.” lanjut sang penasihat.

Raja pun terhenyak dan sadar akan kesalahannya.

“Ya benar. Inilah jawaban atas kegelisahanku selama ini.” kata sang Raja.

"Aku kurang mensyukuri segala anugerah yang sudah aku terima sampai saat ini!" lanjut sang Raja.

Akhirnya, sang Raja pun gembira dan menjadi bahagia karena sudah menerima jawaban atas kegelisahannya selama ini.

*****

Kisah penuh hikmah di atas memberi pelajaran yang sangat berharga bagi kita bahwa kita sering lupa mensyukuri segala sesuatu yang sudah kita terima dan miliki saat ini. Kita malah lebih fokus kepada yang belum kita miliki.

Sikap inilah yang kemudian menimbulkan kegelisahan, hidup menjadi tidak tenang dan ujung-ujungnya hidup merasa tidak bahagia. Padahal, kebahagiaan tidak akan pernah datang kepada mereka yang tidak pernah bersyukur.

Allah SWT berfirman: Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS. Ibrahim [14]: 7)  

Bersyukur tidak hanya dilakukan ketika kita mendapatkan anugerah berupa harta atau kekayaan yang banyak, namun wajib dilakukan dalam segala keadaan. Sekecil apa pun nikmat yang dianugerahkan Allah kepada kita, wajib kita syukuri. Jika dengan nikmat yang kecil saja kita mampu bersyukur, terlebih lagi tatkala kita mendapatkan nikmat yang besar.

Baginda Rasulullah SAW mengingatkan dalam sebuah hadits dari Abu Hurairah RA: “Kaya bukanlah diukur dengan banyaknya harta atau kemewahan dunia, namun kekayaan adalah hati yang selalu merasa cukup.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Namun demikian, sikap bersyukur atas segala anugerah yang Allah SWT berikan adalah pilihan yang Allah SWT berikan kepada hamba-Nya.

Allah SWT berfirman: “Dan barang siapa bersyukur, maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri, dan barang siapa yang kufur (tidak bersyukur), maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya (tidak membutuhkan sesuatu) lagi Maha Mulia.” (QS. An-Naml [27]: 40). (*)


Keluarga bahagia. Kekayaan adalah hati yang selalu merasa cukup. (Foto : Ist)

  

Wallahu a’lam bish-shawab.

          

Editor : Syahrir Rasyid

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut