get app
inews
Aa
Read Next : Biaya Hidup Tinggi di Jakarta Bukan Penghalang Bagi Masyarakat Urban

Inflasi Rendah di Januari, BPS Waspadai Kenaikan Jelang Ramadan dan Idul Fitri 2023

Rabu, 01 Februari 2023 | 13:56 WIB
header img
Melandai di Januari, Waspada Inflasi Musiman Jelang Ramadan dan Idul Fitri 2023. (Foto: MNC Media)

 

JAKARTA,iNewsSerpong.id - Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan bahwa inflasi sebesar 0,34% secara month-to-month (mtm).

Kelompok pengeluaran penyumbang inflasi bulanan terbesar adalah dari kelompok makanan dan minuman serta tembakau. Sementara itu, kelompok penyumbang andil deflasi terbesar adalah transportasi. Berdasarkan data BPS, inflasi tahun ke tahun (yoy) tercatat turun sebesar 5,28% dibandingkan dengan Januari 2022.

"Inflasi Januari relatif lebih rendah dari inflasi tahun sebelumnya," ujar Kepala BPS Margo Yuwono dalam Rilis Resmi Statistik di Jakarta, Rabu (1/2/2023).

"Kalau dilihat, komoditas penyumbang inflasi bulanan terbesar dari beras, cabai merah, ikan segar, cabai rawit, dan rokok kretek filter. Itu adalah beberapa komoditas utama penyumbang inflasi pada Januari 2023 secara bulanan," ungkap Margo.

https://img.idxchannel.com/images/idx/2023/02/01/inflasi-indonesia-melandai.png

Dia mengatakan, inflasi Januari 2023 secara bulanan untuk keempat komoditas yakni beras, cabai merah, ikan segar, dan cabai rawit tersebut relatif lebih tinggi dibandingkan inflasi bulan lalu.

Di lain pihak, ekonom Bank Permata, Josua Pardede mengatakan, tren penurunan inflasi umum ini mengindikasikan bahwa tingkat inflasi domestik terus mengalami normalisasi. Terutama pasca penyesuaian harga BBM pada bulan September 2022 yang lalu.

“Langkah kebijakan Bank Indonesia yang menaikkan suku bunga acuan sejak bulan Agustus yang lalu juga mendukung untuk menjangkar ekspektasi inflasi yang terindikasi dari inflasi inti yang tetap di bawah 4%yoy,” kata Josua saat dihubungi IDX Channel, Rabu (1/2).

Menurut Josua, dengan upaya pemerintah dan Bank Indonesia untuk mengendalikan inflasi yang baik, harapannya daya beli masyarakat dapat terjaga dengan baik di tengah potensi perlambatan ekonomi global pada tahun ini.

“Konsumsi rumah tangga yang berkontribusi paling besar lebih dari 50% terhadap perekonomian Indonesia. Ini memiliki peran besar untuk menjaga pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2023 agar tetap solid,” imbuhnya.

Sementara itu, menurut ekonom Bank BCA, David Sumual, meskipun penurunan inflasi ini merupakan sinyal bagus bagi perekonomian dalam negeri, tetapi, harus diwaspadai karena ada kemungkinan tekanan inflasi musiman menjelang bulan Ramadan dan lebaran 2023.

“Iya baik bagi perekonomian. Inflasi juga lebih rendah dari ekspektasi analis yang mencapai 5,4%,” kata David kepada IDX Channel, Rabu (1/2)

David juga melihat bahwa pergerakan harga-harga masih cenderung stabil meskipun ada kenaikan di beberapa komoditas.

Sementara itu, menurut BPS, beberapa hal yang harus diperhatikan bagi perkembangan inflasi dan perekonomian ke depan. Di antaranya adalah perkembangan nilai tukar yang dapat mempengaruhi harga-harga barang impor.

Risiko lainnya di antaranya terkait dinamika iklim dan cuaca yang juga perlu diperhatikan karena sangat mempengaruhi harga komoditas pangan seperti cabai, bawang, hingga sayuran.

Kebijakan menaikkan harga komoditas yang diatur pemerintah seperti bahan bakar minyak dan lainnya berdampak pada inflasi sehingga perlu dilakukan lebih cermat.(*)

 

Editor : A.R Bacho

Follow Berita iNews Serpong di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut